Komnas Perempuan Sebut Perempuan Pembela HAM Rentan Alami Kekerasan

Reporter

Tempo.co

Jumat, 3 Desember 2021 12:47 WIB

Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Anti Kekerasan (Gerak) Perempuan membentangkan poster saat menggelar aksi perdana Selasa-an di depan Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa, 7 Juli 2020. Kelompok Gerak Perempuan juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersolidaritas dalam gerakan sahkan RUU PKS dengan melakukan aksi setiap hari Selasa di depan gedung DPR RI atau DPRD mulai pukul 15.00-16.30 hingga RUU PKS disahkan. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Antikekerasan Terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, mengatakan perempuan pembela HAM sering berada dalam posisi yang rentan karena jenis kelamin dan gendernya.

Sepanjang tahun 2020, Komnas Perempuan menerima 36 kasus serangan dalam bentuk kekerasan dan kriminalisasi terhadap perempuan pembela HAM. Angka ini meningkat dari tahun 2019, yakni hanya sebanyak 5 kasus.

“Identitas sebagai perempuan juga mengakibatkan tantangan tambahan terhadap integritas diri,” kata Andy Yentriyani dalam sambutannya pada diskusi mengenai Kriminalisasi terhadap Pembela HAM, termasuk Perempuan Pembela dan Kemendesakan Langkah Penanganannya, Kamis, 2 Desember 2021.

Ia mengatakan, tantangan tambahan itu antara lain adanya teror atau intimidasi bernuansa seksual, serangan menyasar peran gandar perempuan sebagai ibu atau istri dan pembela HAM.

Kemudian ada pembunuhan karakter, pengikisan kredibilitas atas dasar status perkawinan, penolakan atas dasar moralitas, agama, budaya, adat dan nama baik keluarga, diskriminasi berbasis gender, juga eksploitasi dan politisasi identitas perempuan.

Advertising
Advertising

Sedangkan, kerentanan yang bersifat umum, yakni yang juga dialami rekan laki-lakinya adalah berupa kekerasan dan ancaman kekerasan fisik, kekerasan atau intimidasi psikis, pembunuhan karakter, misalnya sebagai ‘provokator’, ‘pengkhianat negara’ dan ‘separatis’. Kemudian, dijerat secara hukum oleh pelaku atau aparat, pengucilan dan upaya pembungkaman, serta penghancuran sumber penghidupan.

“Komnas perempuan memprediksi bahwa kecenderungan meluasnya fundamentalisme, premanisme, politisasi identitas dan budaya kekerasan akan menyebabkan meningkatnya kerentanan perempuan pembela HAM di tahun-tahun yang akan datang,” ujar Andy.

Menurut Andy, dalam menghadapi situasi tersebut, Komnas Perempuan akan terus memperluas dan membangun dukungan publik, utamanya dari pemangku kebijakan. Tujuannya untuk mendukung dan memberikan perlindungan maksimal bagi Pembela HAM, dengan perhatian khusus bagi perempuan pembela HAM.

Berita terkait

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

4 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

6 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

7 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

8 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

9 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

9 hari lalu

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan aktivis pro demokrasi, Tumbu Saraswati, wafat di ICU RS Fatmawati Jakarta pada Kamis

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

9 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

10 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

10 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya