Perang Habis-habisan Puputan Margarana, I Gusti Ngurah Rai Pimpin Ciung Wanara

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 20 November 2021 10:29 WIB

I Gusti Ngurah Rai. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Perang Puputan Margarana di Bali pada 20 November 1946 merupakan salah satu peristiwa sejarah Indo paling penting. Dilansir dari berbagai sumber, Perang Puputan Margarana dan perang pasca-Kemerdekaan lainnya menunjukkan bahwa Proklamasi Kemerdekaan 1945 bukanlah akhir perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah. Perang yang berlangsung di Desa Marga, Kecamatan Margarana, Tabanan tersebut dipimpin oleh sosok Ketua Divisi Sunda Kecil pada waktu itu, yakni I Gusti Ngurah Rai.

I Gusti Ngurah Rai masih berusia 29 tahun ketika memimpin pasukan Ciung Wanara untuk melawan penjajah Belanda yang berambisi untuk membentuk Negara Indonesia Timur pada waktu itu. Karena usianya yang masih sangat belia, I Gusti Ngurah Rai menjadi salah satu tokoh Pahlawan Nasional yang paling dihormati. Bandara paling besar dan satu-satunya di Bali pun dinamai berdasarkan namanya.

Sejak masih kecil, I Gusti Ngurah Rai memang merupakan sosok yang memiliki keberuntungan tertentu. Dilansir dari repository.unej.ac.id, I Gusti Ngurah Rai lahir pada 30 Januari 1917 dari keluarga yang cukup mapan. Hal tersebut membuatnya menikmati fasilitas hidup yang cukup baik dibandingkan anak seusianya. Pada 1 Desember 1936, I Gusti Ngurah Rai memutuskan untuk masuk Lembaga Pendidikan Militer di Gianyar yang berada di bawah naungan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.

Dilansir dari kintamani.id, I Gusti Ngurah Rai mengenyam pendidikan militer yang cukup istimewa. Ia masuk dalam Korps Prajoda. Hanya beberapa orang yang berasal dari kalangan bangsawan dan orang terpandang yang bisa masuk Divisi tersebut.

Selepas menempuh pendidikan selama empat tahun, I Gusti Ngurah Rai akhirnya lulus pada 1940 dengan pangkat Letnan Dua. Namun, riwayat pendidikan I Gusti Ngurah Rai tidak berhenti di situ. Dilansir dari kintamani.id, I Gusti Ngurah Rai melanjutkan pendidikan ke Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO) yang berlokasi di Magelang serta Akademi Pendidikan Arteri yang ada di Malang.

Advertising
Advertising

Ketika Indonesia merdeka pada 1945, I Gusti Ngurah Rai memutuskan untuk bergabung ke pasukan Indonesia. Di sana, ia dinobatkan sebagai komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Ia juga diamanahi untuk memimpin pasukan Ciung Wanara, pasukan yang kemudian membersamainya dalam melawan penjajah Belanda di Bali dalam Perang Puputan Margarana.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Ritual Adat Warga Bali Mengenang Perjuangan I Gusti Ngurah Rai

Berita terkait

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

5 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Vila di Bali Ini Dibangun dari Pesawat Boeing 737 Bekas, Harga Sewa Mulai dari Rp49,5 Juta per Malam

8 jam lalu

Vila di Bali Ini Dibangun dari Pesawat Boeing 737 Bekas, Harga Sewa Mulai dari Rp49,5 Juta per Malam

Vila di Bali ini unik, memiliki kolam renang tanpa batas, koki pribadi, dan pengalaman yang hanya bisa didapat di pesawat, seperti teras di sayapnya.

Baca Selengkapnya

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

21 jam lalu

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

Weekend ini bisa agendakan untuk melancong ke Wisata Karang Boma Cliff. Tempat ini cocok bagi para sunset seekers atau pencari matahari terbenam.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Peras Pengusaha yang Mau Investasi Kejati Bali: Baru Pertama Kali Terungkap

23 jam lalu

Bendesa Adat Peras Pengusaha yang Mau Investasi Kejati Bali: Baru Pertama Kali Terungkap

Kejaksaan Tinggi Bali melakulan operasi tangkap tangan terhadap Bendesa Adat yang diduga memeras seorang pengusaha.

Baca Selengkapnya

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

1 hari lalu

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

Bali menyiapkan tiga tempat penglukatan di Bali, salah satunya Pura Tirta Empul di Tampaksiring, untuk delegasi World Water Forum.

Baca Selengkapnya

Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

1 hari lalu

Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

Segara Kerthi merupakan kearifan lokal memuliakan air di Bali, akan ditunjukkan kepada dunia, khususnya kepada delegasi WWF.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

1 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

1 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Delegasi World Water Forum Akan Ditunjukkan Ritual Cara Bali Memuliakan Air

1 hari lalu

Delegasi World Water Forum Akan Ditunjukkan Ritual Cara Bali Memuliakan Air

Pemerintah Provinsi Bali akan mengenalkan kearifan lokal Segara Kerthi dan Tumpek Uye kepada delegasi World Water Forum ke-10

Baca Selengkapnya

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

1 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya