BNPB Sebut Kali Mati dan Bendung Alam Jadi Sumber Banjir Bandang di Batu

Reporter

M Rosseno Aji

Sabtu, 6 November 2021 18:45 WIB

Foto udara Tim SAR gabungan bersama relawan dan warga membersihkan endapan lumpur saat pencarian korban akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat 5 November 2021. Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Kota Batu hingga hari kedua pencarian korban banjir bandang, tim SAR berhasil menemukan enam jenazah korban dan tiga korban masih dalam proses pencarian. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan kali mati dan bendung alam yang ada di lereng bukit menjadi sumber banjir bandang yang terjadi di Kota Batu, Malang. Dua sumber itu bercampur dengan faktor alam lainnya yang membuat material lumpur mengalir di kota itu yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan.

“Pagi tadi kami menyisir hingga ke hulu untuk melihat kondisi alur air dan apa penyebabnya,” kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers virtual, Sabtu, 6 November 2021.

Abdul Muhari mengatakan aliran yang ditelusuri oleh BNPB adalah sungai yang sering disebut kali mati oleh warga. Dia mengatakan sungai itu cenderung kering pada saat musim kemarau dan hanya mengalir saat musim hujan. Saat mengamati hulu sungai tersebut, tim BNPB menemukan lebar sungai hanya berkisar antara 2 hingga 3 meter dengan sisi sungai berupa tebing yang curam.

Pada beberapa titik, tim menemukan bahwa dinding sungai tidak ditutupi oleh vegetasi yang dapat menahan air. Sehingga saat hujan, tebing itu longsor masuk ke sungai. Longsoran itu kemudian membentuk bendungan alami yang menahan aliran air.

Muhari mengatakan bendungan alami yang terbuat material longsoran seperti pasir dan batang pohon tidak terlalu kuat. Ketika curah hujan sangat tinggi, tanggul alami itu jebol. Seperti curah hujan yang mengguyur kawasan Kota Batu pada Kamis, 4 November 2021. “Ketika hancur inilah membawa pasir dan batang pohon,” kata dia.

Advertising
Advertising

Muhari mengatakan material banjir bandang semakin parah ketika melintasi kawasan hilir. Sebab, tim menemukan bahwa banyak warga menggunakan tepi aliran sungai untuk menanam tanaman musiman. Tanaman itu tidak memiliki akar yang mampu menahan air, sehingga menyebabkan struktur tanah mudah berubah menjadi lumpur. “Sehingga menambah jumlah lumpur yang mengalir ke daerah pemukiman,” ujar dia.

Banjir bandang terjadi di Kota Batu pada Kamis, 4 November 2021 pukul 14.00 WIB. Banjir menerjang enam wilayah, seperti Desa Sidomulyo, Desa Bulukerto, Desa Sumber Brantas, Desa Bumiaji, Desa Tulungrejo dan Desa Punten. Hingga saat ini, tujuh orang dilaporkan meninggal akibat banjir bandang tersebut.

Baca: Basarnas Hentikan Operasi Pencarian Korban Banjir Bandang di Kota Batu

Berita terkait

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

1 jam lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

15 jam lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

16 jam lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

19 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPB Sebut Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Ruang hingga 14 Mei

1 hari lalu

Kepala BNPB Sebut Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Ruang hingga 14 Mei

Kepala BNPB menyebutkan masa tanggap darurat erupsi Gunung Ruang di Pulau Ruang Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, hingga 14 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 5.719 Warga Sekitar Gunung Ruang Belum Dievakuasi, BNPB: Butuh Tiga Hari

1 hari lalu

Sebanyak 5.719 Warga Sekitar Gunung Ruang Belum Dievakuasi, BNPB: Butuh Tiga Hari

Erupsi di Gunung Ruang masih berdampak pada terputusnya akses lalu lintas di tujuh bandar udara terdekat.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

2 hari lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

2 hari lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya