Mengenal KAMI, Organisasi Mahasiswa Anti-PKI di Akhir Pemerintahan Soekarno

Reporter

Tempo.co

Senin, 11 Oktober 2021 13:55 WIB

Arsip Foto Peserta Aksi Demonstrasi dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Pelajar Indonesia (KAPI) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) sedang demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jakarta. 3 Oktober 1966. Sumber : ANRI. Deppen 1966-1967 No.3336.

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak dulu, mahasiswa dikenal memiliki peran penting dalam perpolitikan Indonesia. Dalam menjalankan berbagai perannya, mahasiswa biasanya membentuk organisasi atau kesatuan aksi tertentu. Salah satu organisasi mahasiswa terbesar yang pernah dibentuk adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia atau KAMI.

Dikutip dari buku A History of Modern Indonesia Since 1200 c. karya M.C. Ricklefs, KAMI dibentuk pada 27 Oktober 1965. Pembentukan KAMI didasari oleh sentimen anti-PKI dan sentimen terhadap pemerintahan Presiden Sukarno pada waktu itu. Hal tersebut tampak dalam Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) yang menjadi landasan perjuangan KAMI. Pertama, bubarkan PKI. Kedua, turunkan harga. Ketiga, bubarkan/rombak Kabinet Dwikora.

Sebelum menjadi kesatuan aksi mahasiswa yang militan dalam menentang PKI dan Sukarno, KAMI merupakan bagian dari organisasi mahasiswa yang pernah terbentuk sebelumnya. Dikutip dari buku Pemuda, Pembangunan, dan Masa Depan, sebelum KAMI terbentuk, mahasiswa Indonesia telah berserikat di bawah Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia atau PPMI. Internal PPMI terpecah menjadi dua kubu, yakni kubu sayap kanan dan sayap kiri.

Kubu sayap kanan terdiri dari beberapa organisasi, seperti HMI, PMKRI, dan PMII. Sementara itu, kubu sayap kiri terdiri dari CGMI, Germindo, Perhimi, dan GMNI. Perpecahan tersebut semakin tajam ketika Tragedi G30S dan Pembantaian '65 meletus. Kubu sayap kiri terus mendesak PPMI untuk mengambil sikap berseberangan terhadap PKI pasca-G30S. Namun, kubu sayap kiri yang merupakan bagian dari PPMI masih belum bisa menentukan sikap terhadap PKI karena kesamaan haluan politik.Hal tersebut pun membuat kubu sayap kanan habis kesabaran dan berinisiatif membuat kesatuan aksi tersendiri untuk mengganyang PKI.

Pembentukan kesatuan aksi tersebut dilakukan di rumah Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, Sjarif Thajeb, pada 25 Oktober 1965. Dikutip dari socio-politica.com, pertemuan itu hanya dihadiri oleh kubu sayap kanan dan satu kubu sayap kiri saja, yakni GMNI. Alhasil, GMNI pun menjadi bulan-bulanan kubu sayap kanan dalam pertemuan itu. GMNI pun dipaksa untuk menjadi jajaran Presidium KAMI yang terbentuk malam itu.

Advertising
Advertising

Namun, seiring berjalannya waktu, GMNI menarik diri dari jajaran Presidium KAMI. Sebab, GMNI masih berambisi untuk menjaga keutuhan PPMI yang sebelumnya telah terbentuk. Meskipun demikian, sebagaimana dikutip dari buku Regime Change and Ethnic Politics in Indonesia karya Taufiq Tanasaldy, GMNI akhirnya terpecah menjadi dua kubu, yakni kubu kiri dan kubu konservatif. GMNI kubu konservatif akhirnya merapatkan diri ke KAMI.

Manuver KAMI dalam mengganyang PKI terbilang sangat militan. KAMI yang mendapat dukungan dari TNI, Banser NU, dan PSI melakukan serangkaian aksi demonstrasi yang tak terkendali. Beberapa aksi KAMI pun bisa dibilang brutal. Dikutip dari buku Kudeta 1 Oktober 1965: Sebuah Studi Tentang Konspirasi karya Victor M. Fic, KAMI turut serta dalam aksi pembakaran kantor PKI dan serangkaian aksi pembantaian terhadap tertuduh simpatisan PKI.

KAMI pada akhirnya dibubarkan pada 25 Februari 1966. Meskipun hanya bergerak dalam waktu yang singkat, KAMI membawa dampak yang luar biasa kepada anggotanya. Akbar Tanjung, Sofyan Wanandi, Cosmas Batubara, Abdul Gafur, Zamroni, Yusuf Wanandi, David Napitupulu, dan aktivis KAMI lainnya mendapat jabatan-jabatan penting dari Presiden Soeharto pada Era Orde Baru.

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca: Gie dan 1966

Berita terkait

Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

1 jam lalu

Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

Sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah menjadi perbincangan karena menampilkan gaya hidup mewah.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

8 jam lalu

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

Sebelumnya viral sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Diponegoro atau Undip yang diduga melakukan penyalahgunaan bantuan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

11 jam lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

13 jam lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

14 jam lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

17 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

1 hari lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

1 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

1 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya