Siapa Dalang di Balik Peristiwa G30S?

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 30 September 2021 13:40 WIB

Pangkostrad Mayjen Soeharto, yang kemudian menjadi presiden pada pemerintahan Orde Baru, pasca-peristiwa G30S. ARSIP NASIONAL

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki pengujung September, masyarakat Indonesia akan selalu diingatkan perihal peristiwa Gerakan 30 September atau G30S—berdasarkan literatur Orde Baru, nama tersebut ditambah menjadi G30S/PKI. Peristiwa tersebut menyisakan luka bagi sejarah bangsa Indonesia sendiri.

Selain pembunuhan jenderal, peristiwa tersebut juga membunuh jiwa-jiwa masyarakat Indonesia yang diduga berafiliasi dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). New York Times pada Mei 1966 menuliskan jumlah korban tewas mencapai 300 ribu orang. New York Times beberapa bulan kemudian, seperti dipaparkan buku Dalih Pembunuhan Massal, kembali menyelidiki dan menyimpulkan jumlah korban mati seluruhnya lebih dari setengah juta orang.

Selain jumlah korban yang sudah dipaparkan sebelumnya, hal yang masih menjadi tanda tanya hingga saat ini adalah siapa dalang terjadinya peristiwa tersebut. Dari berbagai penelitian setidaknya terdapat lima versi dalang terjadinya peristiwa tersebut. Mulai dari PKI, konflik internal angkatan darat, Soekarno, Soeharto, hingga unsur asing seperti CIA (Badan Intelijen Amerika Serikat).

1. PKI

Versi ini hadir setelah rezim Orde Baru berkuasa pasca peristiwa tersebut. Hal ini termaktub di dalam buku Tragedi Nasional Percobaan Kup G30S/PKI di Indonesia (1968) karya Nugroho Notosusanto dan Ismael Saleh. Dalam buku tersebut menjelaskan bahwa ketika itu PKI ingin membuat negara Indonesia berideologi komunisme.

Advertising
Advertising

Nugroho juga ikut menyunting buku Sejarah Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara. Buku tersebut akhirnya menjadi rujukan untuk pembelajaran di sekolah. Dalam buku ini pula kata PKI ditambahkan setelah kata G30S. Hal itu yang menjadi propaganda rezim Orde Baru untuk menyatakan bahwa PKI-lah satu-satunya dalang di balik peristiwa tersebut.

2. Konflik Internal Angkatan Darat

Berdasarkan lipi.go.id, beberapa teori menyebutkan bahwa perwira Angkatan Darat ditambah satu-dua orang dari angkatan lain juga terlibat dalam aksi tersebut. Mereka bersekongkol dengan segelintir anggota Biro Khusus PKI untuk menculik beberapa perwira tinggi yang ditengarai anggota Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta 5 Oktober 1965.

Sejarawan Harold Crouch dalam Army and Politics in Indonesia (1978) mengatakan, menjelang tahun 1965, kubu Angkatan Darat terbagi menjadi dua fraksi. Walaupun kedua fraksi ini memiliki kesamaan sikap anti-PKI, namun keduanya bersebrangan dalam menghadapi Sukarno.

3. Sukarno

Terdapat beberapa buku yang menyebutkan bahwa salah satu The Foundung Father ini terlibat dalam peristiwa tersebut. Adapun buku-buku tersebut yaitu Anatomy of Jakarta Coup, October 1, 1965 (2004) karya Victor M. Vic, Antonie C.A. Dake dalam The Sukarno File, 1965-1967: Chronology of Defeat (2006), dan Pembeantaian yang Ditutup-tutupi, Peristiwa Fatal di Sekitar Kejatuhan Bung Karno karya Lambert Giebels.

Buku-buku tersebut mengarah pada de-Soekarnoisasi yaitu menjadikan Presiden RI pertama sebagai dalang pembunuhan G30S dan bertanggung jawab atas dampak kejadian tersebut. Soekarno tidak mau mengutuk PKI dan karena itu diartikan mendukung pelaku kudeta.

4. Soeharto

Soebandrio dalam jurnalnya Kesaksianku tentang G30S (2000) menuliskan, bahwa sejumlah pihak menduga Soeharto sempat bertemu dengan Latief dan Letkol Untung, pemimpin aksi penculikan perwira militer.

Ketika itu Latief mengungkapkan rencana kudeta Presiden Sukarno, namun Soeharto tidak menggagalkannya dan justru membiarkan hal tersebut. Selain itu Soeharto juga tidak memberitahu kejadian tersebut kepada Jenderal AH. Nasution.

5. CIA

Memasuki era 1960-an, perang tidak lagi dilakukan secara terang-terangan dengan menenteng senjata. Di era tersebut perang dilakukan dengan pemikiran yang menghasilkan buah-buah ideologi. Hal inilah yang menjadi pemicu Amerika Serikat melalui CIA diduga terlibat dalam peristiwa ini.

Ketika itu Inggris, Jepang, dan Australia tidak ingin Indonesia jatuh ke tangan negara-negara yang berporos dengan ideologi tersebut. Selain itu, Uni Soviet yang trurut membantu Indonesia dalam pembebasan Irian Barat juga membuat Amerika Serikat cemburu dengan hal tersebut.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga: Tiga Versi Cerita G30S Ini Memiliki Dalang yang Berbeda-Beda

Berita terkait

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

4 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

5 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

10 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

12 hari lalu

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

Patung Kuda Arjuna Wijaya di Jalan Medan Merdeka Jakarta kerap jadi sentral unjuk rasa. Terakhir demo pendukung 01 dan 02 terhadap sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

13 hari lalu

49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

Tie Soeharto menggagas dibangunnya TMII sebagai proyek mercusuar pemerintahan Soeharto. Proses pembangunannya menuai pro dan kontra.

Baca Selengkapnya

Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

13 hari lalu

Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, berawal dari ide Tien Soeharto.

Baca Selengkapnya

Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

23 hari lalu

Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

Tradisi open house di kalangan pejabat Indonesia makin menguat sejak Orde Baru era kepemimpinan Soeharto.

Baca Selengkapnya

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

26 hari lalu

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

Negosiasi gencatan senjata di Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan Hamas, akan berlangsung hari ini di Kairo

Baca Selengkapnya

Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

27 hari lalu

Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

Ario Bayu ditetapkan menjadi Ketua FFI telah memerankan banyak karakter dari beragam film layar lebar. Berikut sebagian filmografinya.

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

31 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya