Peneliti LIPI Minta Aparat Telisik Motif KKB Serang Tenaga Kesehatan

Reporter

Dewi Nurita

Sabtu, 18 September 2021 16:58 WIB

Prajurit TNI AD menggotong nakes korban penyerangan KKB usai dievakuasi menggunakan helikopter milik TNI AD di Lapangan Frans Kaisepo Makodam XVII Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Jumat, 17 September 2021. KKB melakukan penyerangan di antaranya ke puskesmas dan gedung sekolah pada Senin, 13 September 2021. ANTARA/Indrayadi TH

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI, Adriana Elizabeth meminta TNI - Polri mengusut tuntas motif kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua.

"Kalau sampai nakes atau guru jadi korban, motifnya harus jelas. Untuk penegakan hukum, pelaku tentu harus dihukum. Untuk penyelesaian konflik, harus dilihat lebih detail latar belakangnya," ujar Adriana saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 18 September 2021.

April lalu misalnya, ujar Adriana, KKB menembak mati guru di Kabupaten Puncak, Papua, karena menduga korban adalah seorang informan.

"Tindakan mereka tentu tidak bisa dibenarkan, tapi ini mesti dicek, karena kasus ini bukan pertama kali terjadi. Pertanyaannya, apakah kasus sebelumnya sudah jelas? apakah pelaku sudah ditangkap? Kita kan tidak pernah menelusuri. Kalau dibiarkan, ini akan menjadi preseden dan terus berulang," ujarnya.

Andriana menilai, ada beberapa kemungkinan alasan di balik meningkatknya eskalasi konflik bersenjata di Papua, yang dilakukan oleh KKB. Pertama, alasan ideologis. Kedua, ujar dia, bisa saja alasan pragmatis.

Advertising
Advertising

"Kita mesti melihat bahwa di KKB itu ada perubahan generasi, ada yang lebih muda, termasuk mereka yang direkrut dari anak yang putus sekolah, mereka yang tidak punya pekerjaan. Kalau alasan ideologis, enggak mungkin mereka menyerang kelompok yang bukan ditarget, karena KKB itu kan biasanya melawan aparat keamanan TNI, tapi semakin kesini kan semua menjadi korban," ujarnya.

Konflik di Papua ini, ujar Andriana, harus dilihat secara menyeluruh, agar penyerangan tidak terjadi berkepanjangan. Pemerintah daerah juga harus
diberikan tanggungjawab untuk bisa menyelesaikan persoalan keamanan di wilayah mereka.

"Jangan semua jadi seperti urusan pusat, di Papua seperti tidak ada pemerintahan. Ada persoalan yang harus diselesaikan lokal dan latar belakangnya harus dilihat, apa betul terkait ideologis atau sekadar mereka butuh kesejahteraan. Kalau tidak, nanti akan terus terulang, dan tidak menyelesaikan konflik," ujar dia.

Baku tembak antara personel gabungan TNI-Polri dan Kelompok Kriminal Bersenjata terjadi di Distrik Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada Senin, 13 September 2021. Selanjutnya, berlanjut pada peristiwa serangan dan pembakaran sejumlah fasilitas pelayanan publik seperti Puskesmas, Perumahan para tenaga kesehatan (nakes), Sekolah SD dan SMP di Distrik Kiwirok.

Aksi teror itu telah mengganggu dan menimbulkan ketakutan di masyarakat. Sebanyak 11 orang nakes mengalami luka-luka, satu orang meninggal dunia, dan beberapa dinyatakan hilang.

Kodam XVII/Cenderawasih telah mengirimkan pasukan tambahan untuk mengamankan wilayah Distrik Kiwirok dan sekitarnya, serta mengejar pelaku.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyebut bahwa keamanan tenaga kesehatan di Papua saat ini menjadi perhatian aparat TNI maupun Polri.

Rusdi mengatakan, jajaran TNI - Polri juga berupaya mengembalikan kondisi di Papua kembali kondusif setelah insiden di Distrik Kiwirok, Papua. "Tentunya ketika ada dorongan untuk bagaimana bisa mengamankan nakes, ya itu menjadi perhatian TNI-Polri untuk bisa mengamankan itu, sehingga pelayanan-pelayanan kesehatan di Papua bisa berjalan dengan baik," kata Rusdi dalam konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, kemarin.

DEWI NURITA

Baca: Aktivis HAM Papua Berharap Konflik TNI dan KKB Tak Korbankan Warga Sipil

Berita terkait

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

2 jam lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

4 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

5 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

5 jam lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

7 jam lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

11 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

12 jam lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

15 jam lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya