Anggota DPR Pertanyakan Vaksin Booster Moderna untuk Pejabat, Apa Kata Menkes?

Rabu, 25 Agustus 2021 15:58 WIB

Anggota dewan DPR RI Komisi IX, Aliyah Mustika (tengah), tertawa saat jajak pendapat di Kantor Gubernur Sulsel di Makassar, 23 Februari 2015. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Demokrat Aliyah Mustika Ilham mempertanyakan adanya sejumlah pejabat yang mendapatkan vaksin dosis ketiga atau vaksin booster kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Hal ini sebelumnya terungkap dari video obrolan sejumlah pejabat kepada Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Kalimantan Timur.

"Menurut temuan LaporCovid-19 diduga Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Gubernur Kaltim (Isran Noor) sudah menerima vaksin ketiga atau vaksin booster yang jenis Moderna," kata Aliyah dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR dan Menteri Kesehatan, Rabu, 25 Agustus 2021.

Aliyah mempertanyakan mengapa sejumlah pejabat buru-buru menggunakan vaksin booster jenis Moderna. Padahal, sejumlah pihak menilai perlu perhatian mengenai potensi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) penggunaan booster vaksin Moderna untuk para tenaga kesehatan.

Jika benar para pejabat menerima vaksin booster, Aliyah menilai hal ini menunjukkan bahwa pemerintah pusat belum sepenuhnya tegas mengawasi distribusi vaksin hingga daerah. Ia pun meminta pemerintah memperkuat pengawasan tersebut.

"Dan pemerintah daerah juga perlu memperbaiki mekanisme dan sasaran vaksinasi," ujar Aliyah.

Advertising
Advertising

Legislator dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan I ini mengatakan, mengingat ketersediaan vaksin yang masih terbatas, booster semestinya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan. Ia meminta sebaiknya tak membuat gaduh dengan pemberian vaksin kepada para pejabat.

"Di situasi ini kita perlu memiliki sense of crisis yang tinggi kepada masyarakat dan juga para nakes," kata Aliyah.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tak secara tegas menanggapi vaksin dosis ketiga atau booster untuk para pejabat. Ia hanya menjawab pertanyaan ihwal kemungkinan pemerintah memberikan vaksinasi dosis ketiga kepada masyarakat umum.

Menurut Budi, suntik vaksin dosis ketiga secara klinikal memang terbukti memberikan perlindungan lebih baik dari Covid-19. Ia mengatakan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tidak menganjurkan pemberian vaksin ketiga ini bukan karena alasan klinis, tetapi etik.

Ia mengatakan sampai saat ini baru sekitar 58 juta masyarakat Indonesia yang beruntung bisa mendapatkan akses untuk suntik vaksin Covid-19 dosis pertama. Adapun yang sudah menerima dosis kedua baru sekitar 30 juta. "Dengan jumlah vaksin yang masih terbatas mungkin akan lebih pas memang itu kita berikan kesempatan kepada teman-teman yang even (bahkan) belum mendapatkan kesempatan untuk suntik pertama," ucap Budi Gunadi.


BUDIARTI UTAMI PUTRI

Baca: Kronologi Bocor Pengakuan Pejabat Dapat Vaksin Booster

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

10 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pesan Menkes buat Pemudik, Hindari 3 Masalah Kesehatan Ini

25 hari lalu

Pesan Menkes buat Pemudik, Hindari 3 Masalah Kesehatan Ini

Menkes mengatakan tiga masalah kesehatan berikut bisa muncul ketika pemudik terlalu memaksakan diri sehingga membahayakan keselamatan.

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

32 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

32 hari lalu

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

Pemerintah membeberkan awal mula Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dan Bumi Serpong Damai (BSD) masuk ke daftar PSN.

Baca Selengkapnya