Pakar Timur Tengah Sebut Taliban Berubah untuk Cari Dukungan Dunia

Sabtu, 21 Agustus 2021 17:58 WIB

Pasukan Taliban berpatroli dengan menggunakan senjata mesin RPK 74 di sebuah jalan di Herat, Afghanistan 14 Agustus 2021. RPK 74 merupakan senapan mesin yang menggunakan basis dari senapan Ak-47 REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Timur Tengah yang juga pendiri Albalad.co, Faisal Assegaf, meyakini Taliban sudah berubah.

“Saya yakin sudah berubah. Karena memang menjadi kepentingan mereka agar melanggengkan kekuasaan dan mendapat dukungan, simpati rakyat Afghanistan dan internasional,” kata Faisal dalam diskusi yang diselenggarakan Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Faisal menuturkan, ketika pertama kali Taliban menguasai Provinsi Nimruz, Afghanistan pada dua pekan lalu, pola yang dilakukan tidak langsung menyerang. Tetapi menemui gubernur setempat dan kepala militer di sana untuk menyerah baik-baik.

“Kalau tidak ada yang menyerah baru pertempuran dilanjutkan. Kalau menyerah dikasih pilihan, apakah mau bergabung dengan Taliban atau tidak, atau mereka meninggalkan itu,” ujarnya.

Menurut Faisal, banyak fakta di lapangan bahwa jika pemerintah setempat tidak mau pergi dari wilayah yang dikuasai Taliban, mereka akan diantar ke batas provinsi.

Advertising
Advertising

Taliban, kata Faisal, tidak akan berbuat sesuatu kepada mereka karena sudah ada Wakil Pemimpin urusan militer, Mullah Mohammad Yaqoob, yang melarang pejuang Taliban memasuki rumah warga sipil tanpa izin.

Selain itu, Faisal mengungkapkan bahwa Taliban tidak menawan, mengeksekusi, maupuan menyiksa orang-orang yang ditahan. Bahkan, Taliban juga mengizinkan 8 mantan pejabat Afghanistan lari ke Turki.

Faisal meyakini adanya perubahan pada Taliban karena sempat berkomunikasi dengan juru bicara Taliban, Suhail Shaheen. Faisal menerima pesan dari Suhail bahwa pihaknya telah memerintahkan pejuang Taliban untuk berhenti di gerbang Kabul ketika baru menguasai kota tersebut. Keputusan itu dilakukan karena Taliban ingin bernegosiasi dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani agar bisa terjadi penyerahan kekuasaan secara baik-baik.

Pada 15 Agustus 2021, kata Faisal, Taliban mengumumkan pemberian amnesti atau pengampunan bagi orang-orang yang bekerja di pemerintahan Afghanistan, seperti sipil dan militer dari semua tingkatan, termasuk penerjemah pasukan asing.

“Kalau orang masih meragukan apakah Taliban yang sekarang versus lalu sudah berubah, tentu perubahan jangan dilihat dari kejadian kecil di lapangan, tapi harus dilihat bagaimana pimpinan mengambil kebijakan,” katanya.

Baca juga: Taliban Gedor Pintu Rumah, Buru Warga Afghanistan yang Bekerja untuk AS

Berita terkait

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

3 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

17 jam lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

17 jam lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

17 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

22 jam lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

1 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

1 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

3 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

3 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya