Pengamat Tebak Jokowi Bicara 2 Hal Ini saat Sidang Tahunan MPR
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Eko Ari Wibowo
Sabtu, 14 Agustus 2021 08:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno memprediksi Presiden Joko Widodo akan membahas penanganan pandemi Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi 7,07 persen pada kuartal II 2021 dalam pidatonya di sidang tahunan MPR. Konvensi tahunan itu akan digelar pada 16 Agustus mendatang.
"Pasti dua hal. Pertama fokus tentang pandemi, kedua ikhtiar pertumbuhan ekonomi yang diklaim naik tujuh persen," kata Adi ketika dihubungi, Jumat, 13 Agustus 2021.
Menurut Adi, hanya dua isu itu yang relevan dan kontekstual dibicarakan Presiden Jokowi dalam pidatonya nanti. Adapun isu-isu lainnya dinilainya kurang signifikan lantaran tak bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat.
Di sisi lain, ujarnya, tak ada yang dapat memastikan kapan pagebluk ini akan berakhir. Dari dua isu utama itu, Adi memprediksi imbauan kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan upaya menumbuhkan ekonomi lewat sektor pariwisata akan disinggung oleh Presiden.
"Pandemi pandemi pandemi dan ekonomi ekonomi ekonomi. Vocab (kosa kata) pemerintah itu udah bisa ditebak, terbatas. Karena semua menteri bicara seperti itu. Artinya, ini menjadi common issue," ujar dosen komunikasi politik Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah ini.
Adi mengakui pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 sebesar 7,07 persen memang cukup relevan untuk diglorifikasi lantaran memberikan optimisme. Namun, ia mengingatkan, Indonesia belum sepenuhnya terbebas ancaman dampak pandemi.
"Jangan seakan-akan terbebas dari resesi lalu udah bebas segala-galanya, kan tidak begitu juga," kata Adi.
Dia pun menyarankan Presiden tak hanya menyampaikan informasi yang 'manis' kepada publik, khususnya mengenai pertumbuhan ekonomi 7,07 persen. Ia mengatakan pemerintah juga harus terbuka bahwa masyarakat kelas menengah ke bawah masih babak belur dihantam pandemi.
Pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021 menjadi salah satu yang digaungkan pemerintah dalam sepekan terakhir. Kendati begitu, sejumlah ekonom menilai angka itu semu lantaran diukur dari kuartal II 2020 yang minus 5,32 persen.
BUDIARTI UTAMI PUTRI
Baca: Bertemu Jokowi, Pimpinan MPR Tanya soal Amandemen dan Masa Jabatan Presiden