P2G Minta Nadiem Batalkan Asesmen Nasional Selama Masih Pandemi

Reporter

Friski Riana

Jumat, 30 Juli 2021 07:29 WIB

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 15 Juni 2021. Rapat tersebut membahas rencana kerja anggaran dan rencana kerja pemerintah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim untuk membatalkan penyelenggaraan asesmen nasional selama kondisi masih pandemi Covid-19.

Salah satu pertimbangannya adalah karena masih terdapat ketimpangan digital. "Faktanya sebanyak 20,1 persen siswa dan 22,8 persen guru tak memiliki perangkat TIK, seperti gawai, komputer dan laptop selama pembelajaran jarak jauh (PJJ)," kata Suparno Sastro, anggota Dewan Pakar P2G, dalam keterangannya, Kamis, 29 Juli 2021.

Kemdikbudristek berencana menghelat asesmen nasional 2021 pada September-Oktober 2021. Asesmen nasional ini terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Dengan adanya asesmen nasional, Suparno menilai akan menambah ketimpangan menjadi diskriminasi baru bagi siswa. Yakni prasyarat asesmen nasional harus dilaksanakan di tempat yang memiliki akses internet. Realitanya, ada sekitar 120 ribu SD yang belum memiliki perangkat komputer minimal 15 paket, termasuk 46 ribu sekolah yang sama sekali tidak punya akses internet bahkan aliran listrik. Belum ditambah kualitas sinyal internet yang buruk di beberapa wilayah.

Menurut Suparno, potret tersebut ditambah kompetensi guru dalam melaksanakan pedagogi digital yang masih rendah semestinya menjadi fokus pembenahan oleh Kemendikbudristek bersama kementerian lain dan pemerintah daerah. Karena itu, ia berpendapat bahwa pelaksanaan asesmen nasional belum dibutuhkan saat ini.

Advertising
Advertising

"P2G berharap ada grand strategy dari Kemendikbudristek untuk mengantisipasi dan menanggulangi semua ini. Jangan sampai berakibat pada bencana demografi yang kita tanggung nanti,” katanya.

Selain itu, asesmen nasional yang tetap dipaksakan di masa pandemi juga diyakini hasilnya berpotensi sama dengan hasil Asesmen Kompetensi Minimum Indonesia dan rapor internasional PISA, bahwa kompetensi siswa Indonesia sangat rendah dalam tiga aspek: Literasi, Numerasi, dan Sains. Hal itu menjadi wajar karena kondisi pembelajaran siswa yang masih tekendala banyak keterbatasan selama PJJ.

Menurut Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri, Survei Karakter dan Lingkungan Belajar juga akan bernasib sama, yaitu guru dan siswa berlomba mengisi survei dengan jawaban yang positif-positif, agar sekolah mereka dilabeli baik bahkan sangat baik oleh Kemendikbudristek.

“Survei Lingkungan Belajar dan Survei Karakter tidak akan memotret secara komprehensif dan otentik ekosistem sekolah. Sepanjang metode yang digunakan Kemdikbudristek itu-itu saja," ujar Imam.

Merujuk pada Permendikbud Nomor 17 Tahun 2021 tentang Asesmen Nasional yang baru terbit, P2G merasa indikator Survei Lingkungan Belajar tidak komprehensif, karena hanya mengambil tiga indikator saja, yaitu indikator keamanan, indikator keberagaman/inklusivitas, dan lkualitas pembelajaran. Padahal, ada delapan Standar Nasional Pendidikan (NSP) yang terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional dan aturan turunannya. Mestinya, 8 indikator SNP inilah yang dipotret.

Selain itu, Imam melihat Kemendikbudristek kerap menyebut ujian nasional berbeda dengan asesmen nasional. Juga menyatakan asesmen nasional tak perlu ada persiapan khusus baik oleh siswa, guru, termasuk orang tua. Faktanya, kata Imam, Kemdikbudristek baru merilis ke pihak sekolah berupa daftar 45-50 nama siswa kelas VIII dan XI yang dipilih untuk mengikuti asesmen nasional pada Oktober nanti.

Imam menuturkan, ini strategi yang sangat berbahaya bagi sekolah, khususnya siswa. Tragedi UN dapat kembali terulang jika pola ini tetap dilakukan. Sebanyak 50 siswa yang dipilih mengikuti asesmen nasional ini akan terbebani secara psikologis, sosial, bahkan ekonomi.

Guru akan selalu men-drilling 45-50 anak untuk belajar menjawab kisi-kisi soal asesmen nasional. Energi sekolah, guru, kepala sekolah, pengawas, sampai kepala dinas akan fokus demi hasil asesmen nasonal sekolah yang terbaik. Imam menuturkan, demi nama baik sekolah, yayasan, dan pemda, asesmen nasional akan menjadi ritual menakutkan karena diglorifikasi.

“Wajar saja asesmen nasional dan UN dipersepsikan sama. Nyatanya hanya beda nama, sedangkan esensi dan daya rusaknya terhadap anak dan sistem pendidikan ternyata masih sama saja,” kata dia.

FRISKI RIANA

Baca: Jadwal Asesmen Nasional 2021 Mundur, Nadiem Sebut 10 Hal yang Harus Diketahui

Berita terkait

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

1 hari lalu

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

Mendikbud Nadiem Makarim memberikan pesan kepada Guru Penggerak. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

1 hari lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar

1 hari lalu

Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar

Dalam perayaan Hardiknas 2024, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan transformasi dalam kebijakan Merdeka Belajar butuh risiko dan keberanian besar.

Baca Selengkapnya

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

1 hari lalu

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

Perayaan Hardiknas 2024 bertepatan dengan peringatan gerakan Merdeka Belajar dari Kemendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Menteri Nadiem: Unair PTN Terbaik Pertama Sebagai Badan Hukum

2 hari lalu

Menteri Nadiem: Unair PTN Terbaik Pertama Sebagai Badan Hukum

Universitas Airlangga (Unair) meraih penghargaan terbaik pertama kategori Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum dari Mendikbud-Ristek.

Baca Selengkapnya

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

9 hari lalu

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

Apa saja prodi dengan kuota terbesar di PPG Prajabatan?

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

16 hari lalu

KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

Nadiem diharapkan bisa mengambil tindakan tegas.

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

26 hari lalu

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

28 hari lalu

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

PPG Prajabatan merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk memenuhi kebutuhan guru.

Baca Selengkapnya