KontraS Minta Jokowi Audit Pelibatan TNI di Pandemi Covid-19

Reporter

Andita Rahma

Selasa, 27 Juli 2021 15:05 WIB

Petugas memeriksa Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) pengendara di Pos Penyekatan PPKM Level 4 Lenteng Agung, Jakarta, Rabu, 21 Juli 2021. Presiden Joko Widodo menyebut pemerintah akan mulai membuka secara bertahap aturan selama PPKM Darurat, apabila pada 26 Juli kasus Covid-19 di Indonesia mulai mereda. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai pelibatan TNI dalam penanganan Covid-19 sangat berlebihan. Anggota Divisi Riset dan Dokumentasi KontraS Rozy Brilian menduga keterlibatan TNI dalam penanganan pandemi untuk menimbulkan situasi ketakutan yang ada di masyarakat.

"Kami menemukan setidaknya lima tindakan TNI, baik sendiri maupun bersama Satuan Tugas Covid-19 melakukan tindakan kekerasan selama PSBB ataupun PPKM diberlakukan," ujar Rozy melalui konferensi pers daring pada Selasa, 27 Juli 2021.

Selain itu, KontraS juga menemukan sejumlah langkah kontradiktif TNI yang seharusnya tidak terlibat sama sekali dalam beberapa kegiatan karena sangat jauh dari aspek pertahanan, misalnya pengendalian berita hoaks Covid-19.

Rozy menjelaskan, jika merujuk pada UU TNI, fungsi
utama militer adalah sebagai alat pertahanan negara, sehingga keterlibatan TNI tidak diperlukan dan difokuskan pada tugasnya tersebut. Dalam situasi pandemi, seharusnya pemerintah Indonesia menyerahkan langkah-langkah mitigasi dan penanganan pada ahli di bidang kesehatan seperti epidemologi, bukan pada militer.

Strategi pendekatan yang dilakukan mutlak mengutamakan pendekatan kesehatan, bukan pertahanan atau keamanan. "Sebab, pelibatan militer dalam penanganan pandemi seakan-akan mengembalikan militerisme di Indonesia seperti yang terjadi pada saat rezim Orde Baru," ucap Rozy.

Advertising
Advertising

Rozy melihat, sudah setahun lebih militer dilibatkan dalam agenda penanganan pandemi, tetapi KontraS melihat apa yang dihasilkan jauh dari kata efektif dan maksimal. Pelibatan TNI sejauh ini terbukti tidak berhasil menurunkan tingkat penularan Covid-19. "Terlebih, potensi kekerasan tetap tidak bisa dilepaskan," kata Rozy.

Maka itu, KontraS mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengaudit dan mengevaluasi secara menyeluruh efektifitas pelibatan TNI dalam mengendalikan pandemi Covid-19. Tujuannya supaya dapat bekerja sesuai dengan kapasitasnya dan agar tidak sewenang-wenang dan mengancam kebebasan sipil.

Baca juga: 651 Kasus Kekerasan Polisi Selama Pandemi, Ini 5 Rekomendasi KontraS

ANDITA RAHMA

Berita terkait

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

5 jam lalu

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

YLBHI dan LBH Jakarta mengecam diskriminasi dan kekerasan oleh kelompok intoleran kepada sejumlah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang.

Baca Selengkapnya

Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

5 jam lalu

Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

Menurutnya, kasus kekerasan seperti yang dialami mahasiswa Universitas Pamulang tidak boleh terjadi di Indonesia yang menjunjung tinggi pancasila.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

6 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

6 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

6 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

8 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

9 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

9 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

10 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

10 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya