PPKM Darurat, Uji Kelayakan Dubes Hanya akan Dihadiri 10 Anggota DPR

Kamis, 8 Juli 2021 22:27 WIB

Anggota DPR RI saat mengikuti rapat paripurna ke-17 masa persidangan V tahun 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 6 Mei 2021. Rapat Paripurna tersebut beragendakan mendengarkan pidato ketua DPR RI dalam rangka pembukaan masa persidangan V tahun 2020-2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan menggelar uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap 33 calon duta besar pada pekan depan. Fit and proper test tersebut akan digelar pada Senin-Rabu, 12-14 Juli mendatang atau masih dalam masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

Anggota Komisi I DPR Dave Laksono mengatakan fit and proper test akan digelar dengan protokol kesehatan yang ketat. Ia mengatakan, hanya satu pimpinan komisi dan satu perwakilan dari sembilan fraksi yang akan hadir secara fisik di lokasi.

"Anggota hanya sepuluh orang termasuk pimpinan, staf sangat terbatas baik dari DPR maupun dari Kementerian Luar Negeri," kata Dave ketika dihubungi, Kamis, 8 Juli 2021.

Sebelumnya, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid lewat akun Twitternya mengatakan, jadwal fit and proper test diputuskan dalam rapat internal Komisi I pada Selasa, 6 Juli. Ia mengatakan fit and proper test tersebut penting demi mengisi kekosongan perwakilan diplomasi.

"Mengingat pentingnya untuk mengisi kekosongan perwakilan di masa pandemi untuk efektivitas diplomasi luar negeri, maka Komisi I memutuskan melaksanakan fit and proper test pada masa sidang ini," cuit Meutya.

Advertising
Advertising

Meutya mengatakan ada 33 calon duta besar yang akan dibagi ke dalam enam sesi rapat, yakni Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, Arab Saudi, dan India. Menurut politikus Golkar ini, agenda uji kelayakan tersebut berdasarkan hasil komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri.

"Bahwa seluruh 33 calon duta besar telah siap dan yang dari mancanegara sudah berada di Jakarta dan karantina," tulis Meutya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah mengusulkan 33 calon duta besar untuk negara sahabat dan organisasi internasional melalui surat tertanggal 4 Juni 2021. Dari 33 nama, sebanyak 11 di antaranya merupakan calon dubes dari jalur non-karier.

Beberapa nama calon duta besar non-karier di antaranya mantan juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman (Kazakhstan), mantan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Rosan P. Roeslani (Amerika Serikat), politikus Golkar Rudy Alfonso (Portugal), politikus PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi (Tunisia), politikus Partai Persatuan Pembangunan Lena Maryana Mukti (Kuwait), dan lainnya.

Penunjukan calon duta besar Indonesia untuk negara sahabat sempat menuai sorotan. Pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Bivitri Susanti mengatakan penunjukan calon dubes Indonesia ini menjadi alat bagi-bagi jabatan sekaligus akumulasi keuntungan kelompok oligarki.

Ia menyoroti adanya orang-orang yang merupakan bagian dari kelompok oligarki dalam daftar calon duta besar yang ditunjuk Presiden Joko Widodo.

"Baru saja agak heboh di berbagai Whatsapp group, soal bagaimana bagi-baginya bahkan untuk jabatan duta besar," kata Bivitri dalam sebuah webinar pada Ahad, 27 Juni 2021.

Bivitri mengatakan, ada nama-nama yang menjadi bagian dari kelompok oligarki dalam daftar tersebut. "Kita tahu persis tidak usah disebut nama, ada beberapa di situ yang memiliki perusahaan atau terkait dengan perusahaan, organisasi pengusaha dan sebagainya. Ya dibagi-bagi jabatan itu," kata Bivitri.

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

3 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

18 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

3 hari lalu

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

4 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya