RUU PDP Deadlock, DPR Sebut Pemerintah Tak Konsisten soal Lembaga Independen

Kamis, 1 Juli 2021 14:37 WIB

Petugas Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Tasikmalaya bersiap memusnahkan KTP Elektronik di Halaman Setda Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin 17 Desember 2018. Pemusnahan KTP Elektronik ini untuk mengatsipasi penyalahgunaan dan berdasarkan data Dukcapil sebanyak 10 ribu warga Kabupaten Tasikmalaya belum melakukan perekaman KTP Elektronik. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah tak mencapai titik temu ihwal pembentukan lembaga independen dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi atau RUU PDP. Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyari menjelaskan, pihaknya dan pemerintah awalnya sepakat akan membentuk lembaga independen untuk mengurusi data pribadi.

Dia mengatakan hal itu telah disepakati dalam konsinyering Komisi I DPR dan Panitia Kerja pemerintah yang dipimpin Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangarepan.

"Namun pada saat masuk pembahasan, Panja pemerintah yang dipimpin Dirjen Aptika Kominfo tidak konsisten dengan kesepahaman yang sudah disepakati sebelumnya," kata Kharis kepada wartawan, Kamis, 1 Juli 2021.

Kharis mengatakan, Panja pemerintah justru mengajukan konsep lembaga itu di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kharis pun mengatakan konsinyering ditutup dengan tidak tercapainya titik temu alias deadlock antara Panja DPR dan Panja pemerintah.

Panja DPR, kata dia, menilai Panja pemerintah tak serius dan tak konsisten dengan kesepahaman yang sudah disetujui sebelumnya ihwal kelembagaan. Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera ini, Panja pemerintah justru menyampaikan paparan yang sangat berbeda dengan kesepakatan bersama.

Advertising
Advertising

"Panja Komisi I DPR ingin memastikan keberadaan lembaga pengawas yang independen, bertanggung jawab langsung kepada Presiden yang juga mengawasi badan publik dan lembaga pemerintah lainnya sesuai dengan aspirasi publik dan masukan dari para pakar," ucapnya.

Ihwal kelembagaan ini memang menjadi tarik ulur antara DPR dan pemerintah. Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam), Wahyudi Djafar sebelumnya mengatakan hal ini merupakan poin krusial yang paling mengganjal dalam pembahasan RUU PDP.

Wahyudi mengatakan, mengacu draf RUU usulan pemerintah, otoritas perlindungan data pribadi melekat pada Kementerian Komunikasi dan Informatika. Namun kata dia, mayoritas fraksi di DPR menginginkan adanya otoritas di luar pemerintah atau otoritas independen.

Alasannya, RUU PDP itu nantinya akan mengikat tak hanya bagi sektor swasta melainkan juga sektor publik. Menurut Wahyudi, akan menjadi permasalahan jika otoritas itu melekat pada lembaga pemerintah, misalnya Kominfo.

"Misalnya terjadi kebocoran data atau penyalahgunaan data pribadi yang dilakukan kementerian tertentu, pertanyaan sederhananya kan apakah mungkin Kominfo memberikan sanksi terhadap kementerian itu karena levelnya sama-sama kementerian," kata Wahyudi kepada Tempo pada 23 Mei lalu.

Elsam pun mengusulkan adanya lembaga anyar untuk untuk mengurusi perlindungan data pribadi ini. Wahyudi mengatakan usulan ini juga berkaca pada praktik di negara lain.


BUDIARTI UTAMI PUTRI

Baca: Menkominfo Minta DPR Kebut Pembahasan RUU Perlindungan Data Pribadi

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

16 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

16 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

17 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

3 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

4 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya