Rumah Sakit Apung dr Lie Dharmawan Karam di Teluk Sape, Warganet Ramai Berempati

Reporter

Tempo.co

Selasa, 22 Juni 2021 16:44 WIB

Sebuah kapal yang dijadikan sebagai Rumah Sakit Apung (RSA) dr Lie Dharmawan di Dermaga Pantai Mutiara, Jakarta Utara, (6/6). Kapal Motor ini didirikan dr. Lie Dharmawan bersama relawan independen sejak 2009. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Salah kapal Rumah Sakit Apung atau RSA yang pertama di Indonesia karam di Teluk Sape, dalam pelayaran dari Kupang menuju Torano. Rumah Sakit Apung ini merupakan milik dari dr Lie Dharmawan. RSA ini karam ketika memasuk perairan Bima, Nusa Tenggara Barat pada 16 Juni lalu.

Sebelum kapal Rumah Sakit Apung tersebut karam, Lie baru saja menyelesaikan pelayanan medis di Pulau Semau, Kupang, dari tanggal 7 - 14 Juni 2021. Ia memastikan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut. Semua anak buah kapal (ABK) yang berjumlah enam orang selamat.

Bersama kapal tersebut, Lie yang menjalankan program doctorSHARE sudah berlayar ke berbagai daerah pelosok Indonesia sejak 2013. Hal ini ia lakukan untuk mengatasi kebutuhan masyarakat yang kekurangan akan fasilitas kesehatan di pulau-pulau terpencil Indonesia. Permasalahan kesehatan yang terkendala masalah geografis dan kondisi ekonomi.

DoctorShare merupakan salah satu organisasi kemanusiaan nirlaba yang fokus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tak mampu di Indonesia. Nama lain organisasi yang didirikan Lie A. Dharmawan ini adalah Yayasan Dokter Peduli. Lembaga ini berdiri pada 19 November 2009.

Menukil dari kanal doctorshare.org, isu utama yang membuat mereka melakukan program ini yaitu, layanan kesehatan yang terbatas, tidak ada layanan spesialis sekunder, kurang meratanya infrastruktur seperti jalan, transportasi dan layanna kesehatan masyarakat. Lebih lanjut, Keberadaan infrastruktur kesehatan tidak didukung dengan ketersediaan tenaga medis yang dibutuhkan. Semua isu tersebut terjadi di daerah pedesaan terpencil di Indonesia.

Advertising
Advertising

Fokus pelayanan medis di rumah sakit yang terombang-ambing ombak ini adalah pengobatan umum dan operasi. Layanan operasi itu mencakup semua jenis bedah, kecuali di bagian kepala, misalnya operasi mata. Relawan dokter yang direkrut pun disesuaikan dengan kebutuhan di setiap wilayah. Sebelum berangkat, timnya tidak lupa melakukan riset lebih dulu.

Tenggelamnya Rumah Sakit Apung dr Lie Dharmawan langsung menyentuh hati para netizen yang segera menyampaikan rasa prihatin. Antara lain dari Ilham Akhsanu Ridlo (@iaridlo) yang menulis, "Turut berduka cita atas tenggelamnya RSA dr. Lie Dharmawan di sekitar selat Sape, NTB. Ikut sedih, berkurang satu RSA di tanah air yang ikut mempermudah akses pelayanan kesehatan di wilayah kepulauan kita."

Juga dari akun @adipurwa74 menulis, "Rumah Sakit Apung dr Lie Dharmawan tenggelam. Semoga segera dapat pengganti dan kembali melayani...." kemudian ditambahkan emoji sedih.

Sampai saat ini belum ditemukan penyebab pasti tenggelamnya rumah sakit apung tersebut. Sebelumnya, walau cuaca dan ombak laut yang tak menentu RSA dr Lie Dharmawan tetap beroperasi. Hal ini dikarenakan banyak calon pasien yang telah menunggu dan memerlukan pertolongan kesehatan. Belum lagi perjalanan yang memakan waktu panjang.

GERIN RIO PRANATA

Baca: Jangkau Kesehatan Daerah Sulit, ini Kisah Rumah Sakit Apung

Berita terkait

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

4 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

14 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

12 hari lalu

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

Sejumlah penumpang di Kota Ternate, Maluku Utara tujuan Manado, Sulawesi Utara, beralih menggunakan kapal antarpulau lintas Kota Ternate-Manado.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lonjakan Arus Balik Lebaran, Perjalanan Kapal Sumatera ke Jawa Ditambah

19 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Arus Balik Lebaran, Perjalanan Kapal Sumatera ke Jawa Ditambah

Kemenhub tambah perjalanan kapal untuk antisipasi lonjakan arus balik Lebaran untuk penyeberangan dari Sumatera ke Jawa.

Baca Selengkapnya

Penyeberangan Lintas Panjang-Pelabuhan Ciwandan Dimulai Hari Ini, Simak Jadwal dan Tarifnya

20 hari lalu

Penyeberangan Lintas Panjang-Pelabuhan Ciwandan Dimulai Hari Ini, Simak Jadwal dan Tarifnya

Mulai hari ini Sabtu, 13 April 2024, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan melayani penyeberangan lintas Pelabuhan Panjang-Pelabihan Ciwandan.

Baca Selengkapnya

Tiket Feri Merak-Bakauheni Hari Ini Sudah Habis

24 hari lalu

Tiket Feri Merak-Bakauheni Hari Ini Sudah Habis

PT ASDP Indonesia Ferry mengatakan, tiket feri dari Pelabuhan Merak-Bakauheni untuk keberangkatan Selasa, 9 April 2024 telah terjual habis.

Baca Selengkapnya

Kepala Kemanusiaan PBB Sebut Perang Gaza Pengkhianatan terhadap Kemanusiaan

26 hari lalu

Kepala Kemanusiaan PBB Sebut Perang Gaza Pengkhianatan terhadap Kemanusiaan

Memasuki enam bulan perang Gaza, kepala UN OCHA Martin Griffiths menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Baca Selengkapnya