Gambut Terusik, Masyarakat Ikut Terisak

Rabu, 9 Juni 2021 12:14 WIB

Gambut Terusik, Masyarakat Ikut Terisak. Foto: CIFOR

INFO NASIONAL - Lahan gambut memiliki sejumlah manfaat bagi kehidupan manusia apabila terjaga dengan baik. Namun, banyak pihak-pihak yang masih lalai dalam menjaga kelestarian lahan gambut dan menyebabkan masyarakat yang hidup di sekitarnya ikut mengalami dampak.

Alokasi izin pengelolaan di atas gambut kerap kali menimbulkan konflik dengan masyarakat yang memang sudah sejak lama berada di area tersebut. Misalnya saja konflik tenurial yang merupakan bentuk perselisihan atau pertentangan klaim penguasaan, pengelolaan pemanfaatan, dan penggunaan kawasan hutan.

Sebagian besar konflik tenurial disebabkan oleh adanya perbedaan data dan kepentingan antara para pihak yang berkonflik sehingga merugikan salah satu pihak khususnya masyarakat yang tinggal di area tersebut. Dari data publikasi Forest Watch Indonesia, diperkirakan seluas 17,6 – 24,4 juta hektar dalam kawasan hutan terjadi konflik tumpang tindih terkait klaim hutan negara, klaim masyarakat adat/masyarakat lokal dan perizinan. Selain itu, berdasarkan kajian Epistema menyatakan sekitar 500.000 petani gambut telah dikeluarkan dari tanah mereka akibat perluasan konsesi perkebunan.

Konflik lingkungan antara masyarakat dan konsesi terjadi karena adanya perubahan lingkungan setelah masuknya perusahaan akibat efek dari kegiatan yang dilakukan perusahaan. Perubahan lingkungan tersebut seperti sering terjadinya kebakaran hutan, perubahan kualitas air sungai, banjir dan juga kekeringan.

Salah satu contohnya dirasakan oleh masyarakat Lebak Belanti yang berada di KHG Sungai Sibumbung-Sungai Betok, Provinsi Sumatera Selatan. Sudah 11 tahun lamanya masyarakat mengalami kebanjiran akibat gambut tak lagi mampu menyimpan air dan tata kelola air yang dikendalikan oleh sebuah perusahaan.

Advertising
Advertising

Dampak lain akibat alih fungsi lahan gambut adalah maraknya kebakaran hutan dan lahan yang membuat kualitas udara memburuk bahkan bisa mencapai hingga kategori sangat berbahaya bila terhirup, khususnya bagi kelompok rentan seperti:ibu hamil balita, lanjut usia dan orang dengan masalah kesehatan pada paru/jantung.

Dalam jangka pendek, asap yang menyebar di udara menyebabkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan sehingga menyebabkan mata dan hidung yang berair; mual; sakit kepala dan bahkan memudahkan terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Sedangkan berdasarkan penelitian dari peneliti Columbia University dan Harvard University, paparan jangka panjang asap karhutla yang terus terjadi diprediksi menyebabkan kematian dini hingga 36 ribu jiwa per tahun di seluruh wilayah terdampak jika tidak dilakukan restorasi dan upaya pencegahan karhutla.

Maka, inilah yang menjadi perhatian Pantau Gambut hingga kini. Pantau Gambut terus mengupayakan agar lahan gambut segera dipulihkan sesuai dengan perintah dan kebijakan terkait pengelolaan lahan gambut. Diharapkan, kedepannya lahan gambut dapat kembali pulih dan masyarakat tak lagi terkena dampak dari bencana lingkungan karena kelalaian pengelolaan lahan. (*)

Berita terkait

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

15 menit lalu

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

menterian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat jejaring pengelolaan kawasan konservasi di NTT.

Baca Selengkapnya

iF Design Award Menunjuk Mitsubishi Xforce dan Triton Sebagai Produk Dengan Desain Terbaik di Tahun 2024

1 jam lalu

iF Design Award Menunjuk Mitsubishi Xforce dan Triton Sebagai Produk Dengan Desain Terbaik di Tahun 2024

Mitsubishi Motors Corporation mendapatkan penghargaan dari iF Design Award 2024 untuk dua model mobilnya, yakni Mitsubishi Xforce dan Triton.

Baca Selengkapnya

Mitsubishi Motors Hadirkan Diskon Untuk Perawatan dan Perbaikan Kendaraan Paska Mudik Lebaran

1 jam lalu

Mitsubishi Motors Hadirkan Diskon Untuk Perawatan dan Perbaikan Kendaraan Paska Mudik Lebaran

PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (PT MMKSI) menghadirkan program spesial, yaitu "Kilau Lebaran Campaign". 1 April hingga 31 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Reboisasi 33.800 Bibit Pohon, Telkom Dukung Pemulihan Lahan Kritis

2 jam lalu

Reboisasi 33.800 Bibit Pohon, Telkom Dukung Pemulihan Lahan Kritis

Sepanjang 2023, Telkom telah melaksanakan pemulihan lahan kritis di 4 provinsi.

Baca Selengkapnya

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

3 jam lalu

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Revisi Permentan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi secara akurat dan tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

3 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

4 jam lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.

Baca Selengkapnya

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

7 jam lalu

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Baca Selengkapnya

Honda Beat Populer di Indonesia, Ini Jenis Skuter Matik di Beberapa Negara

19 jam lalu

Honda Beat Populer di Indonesia, Ini Jenis Skuter Matik di Beberapa Negara

Skuter matik memiliki fitur-fitur modern. Kepopuleran dapat dipengaruhi beberapa faktor.

Baca Selengkapnya

BNPT Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Sarana Prasarana Objek Vital

19 jam lalu

BNPT Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Sarana Prasarana Objek Vital

BNPT menggencarkan asesmen dan sosialisasi Pedoman Pelindungan Sarana Prasarana Objek Vital yang strategis dalam Pencegahan Tindak Pidana Terorisme setelah melakukan serangkaian asesmen venue pendukung acara Word Water Forum Ke-10.

Baca Selengkapnya