Tantangan Peneliti Mengkomunikasikan Advokasi Kebijakan

Jumat, 4 Juni 2021 11:25 WIB

INFO NASIONAL–Peran ilmu pengetahuan, khususnya bidang social humaniora cukup besar bagi pemerintah dalam membuat sebuah kebijakan yang terkait penyelesaian masalah, seperti pandemi Covid-19. Namun, para peneliti justru sering mendapat tantangan dalam mengomunikasikan produk pengetahuan dan advokasi kebijakannya.

Salah satu tantangan tersebut ada pada level pemerintah.Setiap instansi memiliki ego sendiri di antara banyaknya regulasi yang menghambat pembuatan terobosan berbasis pengetahuan untuk menentukan kebijakan.

“Maka, yang perlu dilakukan Bappenas adalah memperbanyak komunikasi antarlembaga, untuk semakin memahami akar masalah dan solusinya,” ujar Direktur Tata Ruang dan Penanganan Bencana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BadanPerencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) SumediAndono Mulyo di webinar daring, Selasa, 25 Mei 2021.

Seminar yang diadakan Knowledge Sector Initiative (KSI) xChange itu bertajuk “Tantangan dan Rekomendasi dalam Mengomunikasikan Penelitian Sosial Humaniora untuk Penyusunan Kebijakan

Tantangan lain bagi para peneliti yakni perlunya menyajikan hasil riset dalam bentuk yang jelas, padat dan singkat. Hal ini ditujukan agar dalam waktu yang relatif singkat, para pembuat kebijakan dapat menangkap maksud dan tujuan rekomendasi penelitian yang dilakukan.

Advertising
Advertising

“Di tengah Indonesia yang semakin relijius dan tidak percaya pada temuan-temuan science dan ilmiah, saya kira institusi-institusi yang bergerak di bidang riset dengan memperkuat evidence based menjadi sangat penting,” kata Didin Syafrudin, Direktur Riset PPIM UIN Jakarta.

Pembicara lainnya Direktur Eksekutif Survey METER Ni Wayan Suriastini, mengatakan komunikasi sangat penting bagi para produsen pengetahuan untuk menyampaikan hasil penelitiannya kepada para pembuat kebijakan. “Dalam birokrasi pemerintahan, kita perlu menyampaikan hal-hal yang sesuai tupoksi, ranah, dan perlu lebih telaten,” ujarnya.

Peran para peneliti sebagai produsen pengetahuan sangat dibutuhkan dalam pembuatan kebijakan, tidak hanya bagi pemerintah, namun juga masyarakat. Ilmu pengetahuan memiliki peran besar menjadikan diskusi publik terkait kebijakan pemerintah lebih “bergizi”.

“Saya melihat, para peneliti yang membagikan ilmu mereka ke masyarakat, kontribusinya sangatlah mulia. Hal ini bisa dimulai dengan mengomunikasikan hasil riset mereka ke publik,” kata Ika Krismantari, Editor Senior The Conversation Indonesia (TCID).

Berbagai tantangan dalam mengomunikasikan ilmu pengetahuan ke dalam proses pembuatan kebijakan di pemerintah perlu ditindaklanjuti dengan berbagai solusi. KSI dapat aktif mendukung pengambilan kebijakan berbasis bukti, terutama di masa pandemi Covid-19.

KSI adalah kemitraan antara Pemerintah Australia dan Indonesia yang didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) dengan Kementerian PPN/Bappenas.(*)

Berita terkait

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

6 jam lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

10 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

7 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

10 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

11 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

15 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya