Dua Nelayan Tewas Ditembak Pasukan Gabungan di Perairan NTB

Reporter

Editor

Senin, 25 Agustus 2003 10:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Dua nelayan dilaporkan tewas akibat tembakan tentara di perairan Selat Komodo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka ditembak pasukan dari pasukan operasi gabungan kepolisian perairan Labuan Bajo, Koramil Labuan Bajo, dan TNI Angkatan Laut Wilayah Maumere, saat mencari udang lobster sekitar seminggu sebelum Idul Fitri lalu. Yang pasti, dua orang tewas. Tetapi, ada laporan lain yang menyatakan masih ada beberapa orang lagi yang hilang, kata Ketua Dewan Pengurus Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras), Munir, kepada Tempo News Room, Kamis (2/1). Keterangan lain diperoleh dari Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat Piar Kupang, Larry Mboeik. Dalam hal ini, Larry menyatakan, tidak terkuaknya kasus ini akibat masyarakat yang menjadi korban ketakutan akan dituduh telah melakukan upaya teror. Isunya telah dibelokkan dan dipolitisasi menjadi bernuansa SARA, kata Larry, yang pernah menerima penghargaan Yap Thiam Hien, dua tahun lalu. Menurut Larry, para nelayan itu berasal dari desa Sate, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang mayoritas berpenduduk muslim. Sedangkan lokasi penembakan berada di wilayah berpenduduk yang mayoritas Kristen dan Katolik. Mereka diisukan tengah berusaha menyusup ke wilayah Maumere untuk melakukan teror. Oleh karena itu, warga Sate takut menuntut pihak keamanan yang melakukan penembakan, jelas Larry, mengutip keterangan dari seorang pastor di Paroki Roh Kudus, Labuan Bajo. Ditambahkan, nelayan itu diduga petugas tengah membawa bom dan senjata rakitan di perahunya. Oleh karena itu, mereka diberondong tembakan saat diminta berhenti, tapi malah memacu perahunya. Nelayan yang berjumlah 15 orang, dua di antaranya tewas di tempat. Tetapi warga masih melaporkan adanya enam orang lagi yang belum kembali, tambah Larry. Kepala Polda Nusa Tenggara Timur, Brigadir Jenderal Jacky Uly, belum bisa memberikan keterangan lengkap mengenai kasus ini. Ia justru mengaku bingung dengan adanya banyak pertanyaan mengenai kasus ini dari berbagai pihak. Saya malah bingung. Besok saja hubungi saya lagi, mudah-mudahan sudah ada kejelasan. Soalnya saya dengar ada yang mati segala, katanya, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon. Tetapi seorang perwira menengah senior di Markas Besar Polri memberikan keterangan berbeda. Menurut dia, pihak kepolisian NTT pernah memberikan konfirmasi mengenai adanya dua korban tewas itu. Ia juga menduga adanya kepentingan pengamanan wilayah konservasi di sekitar Pulau Komodo sebagai alasan penembakan itu. "Tapi, anehnya, tak ada laporan soal penembakan itu ke Mabes Polri. Jangan-jangan ada upaya menutupi kasusnya," kata dia. Soal wilayah konservasi itu juga disebut Larry. Menurut dia, kemungkinan nelayan itu diduga petugas telah mencuri lobster di daerah perairan konservasi Taman Nasional Komodo yang dikembangkan oleh sebuah lembaga asing. Karena jelas mereka tidak membawa senjata api rakitan maupun bom, seperti dituduhkan, katanya. (Y. Tomi Aryanto Tempo News Room)

Berita terkait

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

2 menit lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

4 menit lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Elkan Baggott Dipanggil untuk Bela Timnas Indonesia Hadapi Guinea, PSSI Tunggu Respons Bristol Rovers

4 menit lalu

Elkan Baggott Dipanggil untuk Bela Timnas Indonesia Hadapi Guinea, PSSI Tunggu Respons Bristol Rovers

PSSI memanggil Elkan William Tio Baggott atau Elkan Baggott untuk memperkuat Timnas Indonesia U-23 pada babak playoff menuju Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024 Tuntas: Simak Tim Juara, Top Skor, Pemain Terbaik, dan Kiper Terbaik

14 menit lalu

Piala Asia U-23 2024 Tuntas: Simak Tim Juara, Top Skor, Pemain Terbaik, dan Kiper Terbaik

Piala Asia U-23 2024 yang berlangsung di Qatar sudah usai digelar. Simak tim yang juara, top skor, pemain terbaik, dan kiper terbaik.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Janji Bakal Ungkap Tuntas Korupsi Timah yang Rugikan Negara dan Lingkungan Rp 271 Triliun

25 menit lalu

Kejaksaan Agung Janji Bakal Ungkap Tuntas Korupsi Timah yang Rugikan Negara dan Lingkungan Rp 271 Triliun

Kejaksaan Agung berjanji akan mengungkap kasus korupsi tata niaga timah di PT Timah Tbk yang merugikan negara dan lingkungan Rp 271 triliun.

Baca Selengkapnya

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

31 menit lalu

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.

Baca Selengkapnya

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

32 menit lalu

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

PLN mengaku berkomitmen menerapkan perlindungan, pencegahan, dan penanganan pelecehan seksual bagi pekerja perempuan di lingkungan perusahaan.

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

32 menit lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

33 menit lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

33 menit lalu

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

Balai Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Tapos, Depok, akan menjadi gerbang bagi produk gawai asing yang akan masuk ke pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya