Indonesia Telah Lalui Stagnan Semu, Kawal Covid-19: Bisa Seperti India

Reporter

Imam Hamdi

Minggu, 25 April 2021 01:30 WIB

Ribuan pekerja migran memadati terminal untuk mudik ke kampung halaman saat penerapan lockdown, di Ghaziabad, India, 19 April 2021. Kasus Covid-19 di India melonjak drastis yang diduga akibat adanya ritual mandi bersama di Sungai Gangga. REUTERS/Adnan Abidi

Jakarta - Jakarta - Tak hanya di India, Kawal Covid-19 memperingatkan Pemerintah Indonesia untuk mewaspadai lonjakan kasus di dalam negeri. Indikator lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia sudah mulai terlihat sejak sebulan lalu.

"Sebenarnya lonjakan kasus sudah mulai terlihat sepekan setelah Hari Raya Paskah pada awal bulan ini," kata satu di antara pendiri Kawal Covid-19, Elina Ciptadi, saat dihubungi, Jumat 23 April 2021.

Lonjakan kasus, kata dia, selalu didahului masa tenang semu di mana penurunan kasus stagnan. Masa itu yang disebutnya kini terjadi di Indonesia.

Elina melanjutkan, indikasi yang sama telah ditunjukkan di banyak negara seperti India, Filipina, Pakistan, Malaysia, dan Cile. Seluruhnya mulai mengalami peningkatan jumlah kasus Covid-19 setelah terjadi masa tenang semu.

"Mereka berhasil menurunkan kasus sampai ke titik tertentu, tapi kemudian progres penurunannya berhenti beberapa minggu, sementara tingkat kewaspadaan sudah mulai dilonggarkan, lalu kasus melonjak lagi," katanya memaparkan.

Advertising
Advertising

Menurut dia, masa tenang semua semakin mengkhawatirkan ketika melihat kapasitas tes yang masih terbatas, dan laju vaksinasi yang melambat. Selain itu, Kawal Covid-19 juga melihat bahwa positivity rate dan tingkat kematian di daerah mengalami peningkatan.

Potensi lonjakan kasus semakin mengkhawatirkan karena ada berbagai kegiatan di depan mata yang bisa menjadi sumber ledakan Covid-19 seperti di India. Mulai dari Lebaran, lalu libur kenaikan kelas, yang akan disambung dengan pembukaan sekolah. "Ini semuanya sangat mengkhawatirkan jika berkaca dari pengalaman sebelumnya."

Elina menuturkan Indonesia pernah diterjang badai Covid-19 yang cukup tinggi pasca rangkaian Pilkada 2020, yang kemudian disambung dengan liburan Natal/Tahun Baru. Imbas momen libur panjang itu menyebabkan lonjakan kasus periode Desember-Februari.

"Kita perlu tiga bulan untuk menurunkan ke level 5000-an kasus baru per hari seperti sekarang," ujarnya. Pada akhir Januari kasus harian mencapai lebih dari 10 ribu kasus, bahkan pernah menyentuh 14 ribu kasus per hari.

Jika pemerintah tidak bisa mengendalikan penularan wabah pada momen libur lebaran ini, menurut dia, Indonesia bisa kembali ke periode itu. Atau, bahkan mengalami situasi seperti di India.

"Kalau dari libur Natal dan tahun baru saja kita butuh tiga bulan untuk menekan penularan, bagaimana jika kasus naik setelah lebaran dan dihadapkan dengan libur anak sekolah pada Juni, masuk sekolah pada Juli, dan Idul Adha nanti?" katanya sambil menambahkan, "Pasti akan semakin sulit untuk mengendapkannya."

Berkaca dari data epidemiologi saat ini di mana masih ditemukan sebanyak 5 ribu kasus Covid-19 per hari, Indonesia, menurutnya, belum bisa dibilang mampu mengendalikan penularan wabah gelombang pertama. "Karena pada November 2020 kasus harian mencapai 4.000-5.000 kasus. Jadi sama dengan penambahan bulan ini."

IMAM HAMDI

Berita terkait

Long Weekend Mulai Besok, 520 Ribu Tiket KAI Sudah Ludes Terjual

6 jam lalu

Long Weekend Mulai Besok, 520 Ribu Tiket KAI Sudah Ludes Terjual

Angka penjualan tiket kereta terus bergerak seiring dengan mendekati masa long weekend.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Penjualan Tiket Whoosh per 9 Mei 2024 Sudah Lampaui 75 Persen

11 jam lalu

Libur Panjang, Penjualan Tiket Whoosh per 9 Mei 2024 Sudah Lampaui 75 Persen

KCIC bakal mengoperasikan total 48 perjalanan kereta cepat Whoosh selama libur panjang periode 9 sampai 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih, Kereta Cepat Whoosh Sediakan 28 Ribu Kursi per Hari

11 jam lalu

Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih, Kereta Cepat Whoosh Sediakan 28 Ribu Kursi per Hari

KCIC bakal mengoperasikan total 48 perjalanan kereta cepat Whoosh selama libur panjang periode 9 sampai 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Long Weekend Pekan Ini, PT KAI Siapkan 739 Ribu Kursi

15 jam lalu

Long Weekend Pekan Ini, PT KAI Siapkan 739 Ribu Kursi

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI menyiapkan sebanyak 739.782 kursi selama libur panjang periode 8 hingga 12 Mei 2024 .

Baca Selengkapnya

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

17 jam lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

3 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya