Lika-liku Mengurusi Klub Bola, Daya Tarik Como 1907: The Real Story di Mola TV

Kamis, 22 April 2021 11:11 WIB

INFO NASIONAL - Film dokumeter tiga seri bertajuk Como 1907: The Real Story, yang diproduksi Mola TV dan sedang ditayangkan OTT platform berbayar ini, dibuka dengan sajian pemandangan yang indah dari Como, kota wisata penting dalam 10 tahun terakhir di utara Italia. Danau indah, pegunungan, dan deretan tempat peristiharatan yang mengelilingi sebuah stadion sepak bola. Saat itu, awal tahun 2019.

Dari sudut pandang di langit, kamera kemudian menurun menjelajahi stadion dari klub Como, yang pernah lama menghuni Seri A Liga Italia. Como menghasilkan beberapa pemain hebat, seperti Gianluca Zambrotta dan Marco Tardelli, pencetak gol kedua tim Italia ketika mengalahkan Jerman Barat pada final Piala Dunia 1982 di Spanyol.

Zambrotta berjalan menyusuri sudut-sudut dalam Stadion Como, yang tampak lapuk dimakan usia, dan berbicara tentang kenangannya semasa junior sampai awal karier senior di sana. ”Aku memiliki ikatan yang kuat dengan stadion ini. Aku memulainya pada tahun 1989, ketika aku masih kecil di tim junior,” kata Zambrotta.

Kehadiran Zambrotta pada seri pertama, bersama narasi Envrico Levrini, pakar kiprah sejarah klub Como 112 tahun, tentang klub yang dulu dikenal sebagai pabrik penghasil pemain hebat menegaskan kenapa tim ini layak dibeli Grup Djarum dari Indonesia sejak April 2019.

Meski, Como sekarang sedang berkutat di Seri C Liga Italia dan sampai musim kompetisi 2018-2019 digerus kebangkrutan, karena gonta-ganti kepemilikan dan manajemen pengelolaan yang buruk. Narasi deretan tokoh yang dihadirkan pada seri pertama menarik disimak dan dipadu dengan tayangan lanskap Como, dan stadionnya yang ikonik, meski dibiarkan melapuk oleh dewan kotanya.

Advertising
Advertising

Sejarah bagus klub dan keindahan alamnya menuntun Michael Gandler yang ditugaskan oleh sebuah perusahaan yang ditunjuk Djarum untuk membenahi Como dari nol. Pria kelahiran New York, Amerika Serikat 1977, yang berasal dari keluarga imigran Uni Soviet, itu bertindak sebagai kepala eksekutif atau CEO Como.

“Aku seharusnya menjadi banker, pengacara, atau pengusaha real estate. Tapi, anda setiap Minggu pergi ke stadion untuk menonton pekerjaan saya,” kata Gandler. Ia sejak kecil diajak ayahnya menonton sepak bola dan sebelum ke Como, ia menjadi manajer pemasaran dan pemasukan Inter Milan. “Ada sesuatu di sini yang sangat istimewa. Saat kau duduk di tribun stadion,” katanya di Como.

Pada ujung seri pertama beberapa suporter Como di kedai minuman berbincang. Mereka menelisik di google soal orang dari Indonesia yang berani membeli kepemilikan klub mereka. Di majalah Forbes mereka mendapati Budi dan Bambang Hartono, pemilik Grup Djarum, adalah tokoh ke-54 terkaya di dunia.

Tapi, seperti kata Nicola Nendi, jurnalis La Provincia, kerja Gandler untuk menjadi CEO Como mendapat ujian berat. “Dia menemukan Italia yang lebih gelap di dalamnya. Tahun 1980-an, Como lima tahun berturut-turut di Seri A,” kata Nendi.

“Tapi, sejak saat itu, satu-satunya pemilik yang memiliki kekuatan untuk mengembalikan tim ke Seri A, Enrico Preziosi, menemui hambatan. Kemudian, setelah satu pertandingan kandang, kami kehilangan fans berbalik melawan dia. Setelah hari itu, dia berkata, ‘Aku sudah selesai denganmu,’ dan Como bangkrut. ‘Aku tidak akan pernah lagi ke Como, bahkan untuk minum kopi,’” kata Nendi menirukan ucapan Preziosi.

Pada seri kedua, Gandler ibarat seorang libero dari strategi sepak bola bertahan Italia yang legendaris, yakni catenaccio. Gandler bak bek tengah yang harus mengurusi semuanya dari titik nol. Dari mengurusi pemain yang tinggal lima orang ketika musim 2019-2020 hendak dimulai, membereskan utang-utang dan kecurangan, sampai melobi dewan kota untuk membenahi stadion yang bocor di sana-sini.

“Aku sudah mengalami tiga kali kebangkrutan, berkali-kali aku harus berkorban membayar bus tim. Kami sudah 14 tahun di Seri A,” kata Fabio Lori, kepala keuangan Como.

Kelebihan film dokumenter Como 1907: The Real Story adalah menunjukkan apa yang tidak tersaji dalam tayangan pertandingan sepak bola liga-liga profesional terkemuka di dunia di televisi, bahwa mengurus klub sepak bola tidak sesederhana yang dibayangkan.

Pada seri ketiga ditegaskan meskipun secara manajemen dan bisnis, Como sudah berhasil dibenahi oleh Michael Gandler, tapi sepak bola berorientasi kepada kemenangan. Ketika Como lebih banyak seri dan kalah, seperti ketika dipecundangi Monza 1-0, klub yang dimiliki Silvio Berlusconi, mantan perdana menteri Italia, harus ada evaluasi. Hasilnya adalah pelatih Marcho Benchini harus diganti.

Pandemi corona membuat Seri C Liga Italia 2019-2020 disudahi sebelum waktunya. Tapi, Benchini dinilai tak akan bisa menjadikan Como sebagai tim pemenang. Adapun Gandler juga ditarik dari jabatannya sebagai CEO di Como untuk dipromosikan menempati jabatan baru di grup kepemilikan klub.

Perwakilan Mola TV, Mirwan Suwarso, di acara Konferensi Pers Como 1907: The Real Story, di Jakarta, Selasa, 20 April 2021, menjelaskan apa yang membuat pasar luar negeri tertarik membeli film dokumenter ini. “Ini film dokumenter tentang klub sepak bola yang nggak ngomongin sepak bolanya, tapi kita justru membahas bisnis di dalam sepak bolanya,” kata Mirwan.

“Mola TV memiliki koleksi film dokumenter tentang sepak bola. Tapi, Como ini satu-satunya yang kita punya akses ke semua: ruang ganti, melihat negosiasi kontrak. Ternyata cerita yang kita bikin dan ramu ini cocok kontennya untuk Indonesia dan di luar negeri juga seperti itu. Kita belum tahu reaksi penonton asing seperti apa. Tapi, kita berharap cukup besar, karena kita lagi menyiapkan season 2: Dennis Wise the Englishman,” Mirwan melanjutkan.

Como 1907 yang baru tayang sebulan, sudah masuk peringkat ketiga sebagai konten yang populer di Mola TV. Di Italia sebelumnya, cuma ada satu film dokumenter tentang klub sepak bola yakni Juventus. “Como ini dokumenter yang kedua. Menurut publik Italia, dokumenter Como ini unik. Apalagi, Berlusconi mengizinkan Mola TV untuk memuat semua kontennya di acara kita,” Mirwan menjelaskan.

Mirwan mengatakan daya tarik film tentang Como ini bukan karena klub yang bertanding di Seri C, kompetisi ketiga di Italia, dibeli Grup Djarum dari Indonesia.“Nggak ada kaitannya sama sekali, karena sepanjang film tidak disajikan sama sekali soal keterlibatan owner-nya, kecuali di awal film. Selebihnya adalah soal lika-liku pemain yang masuk penjara karena pernah merampok bank. Pasti orang tertarik untuk mencari tahu banyak tentang orang itu,” kata Mirwan tentang pemain asal Maroko di Como, Ismail H’Maidat.

“Jadi ceritanya sendiri yang menjual, bukan klubnya, bukan tokoh di belakangnya, bukan sepak bolanya. Tapi, justru dari ceritanya, jadi satu. Kita bilangnya hokinya kok pas ada pemain yang seperti itu. Ada pemain yang nggak satu visi dengan pelatihnya. Itu kan jadi human interest yang menarik, (bagaimana nantinya) apakah dia akan bangun atau loyo,” Mirwan meneruskan.

“Satu hal lagi kok kita bisa bertemu sama klubnya Berlusconi (mantan bos AC milan), Monza, di kompetisi yang sama. Ini yang membuat orang penasaran juga,” Mirwan menambahkan.

Djarum menargetkan Como tiga tahun di Seri C dan tiga tahun di Seri B. “Grup Jarum tidak pernah investasi untuk jangka pendek. Model bisnisnya sama seperti yang lain. Kita melihat Como sebagai entitas bisnis. Kita melihat film dokumenter ini sebagai konten yang bisa mendunia. Konten yang strategis dari program Garuda Select. Kita melihat pada satu saat nanti pasti ada benefit untuk klub yang kita kelola semuanya sendiri,” kata Mirwan. (*)

Berita terkait

Ketakutan Raisa Sebelum Bikin Film Dokumenter Harta Tahta Raisa

10 hari lalu

Ketakutan Raisa Sebelum Bikin Film Dokumenter Harta Tahta Raisa

Raisa mengungkapkan ketakutannya sebelum memutuskan untuk membuat film dokumenter berjudul Harta Tahta Raisa.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Bermusik Band Bon Jovi yang Rilis Film Dokumenter

14 hari lalu

Perjalanan Bermusik Band Bon Jovi yang Rilis Film Dokumenter

Film serial dokumenter Thank You, Goodnight: The Bon Jovi Story akan tayang perdana di layanan streaming Disney+ dan Hulu pada Jum'at, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Film Dokumenter Celine Dion akan Tayang di Prime Video

14 hari lalu

Film Dokumenter Celine Dion akan Tayang di Prime Video

Film dokumenter I Am: Celine Dion akan tayang di Prime Video pada 25 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Sinopsis Film Dokumenter Bon Jovi yang Akan Tayang 26 April 2024

14 hari lalu

Sinopsis Film Dokumenter Bon Jovi yang Akan Tayang 26 April 2024

Sinopsis film dokumenter Bon Jovi mengikuti sejarah Bon Jovi, menampilkan video pribadi, foto, dan musik yang terkait gambaran kehidupan Jon Bon Jovi

Baca Selengkapnya

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

15 hari lalu

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be

Baca Selengkapnya

Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

33 hari lalu

Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

Hari Film Nasional bisa menjadi momen untuk menyoroti berbagai program peningkatan literasi dan apresiasi film

Baca Selengkapnya

Gucci Meluncurkan Film Dokumenter Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story

47 hari lalu

Gucci Meluncurkan Film Dokumenter Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story

Pada 3 April 2024, edisi yang diperbarui dari Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story akan dirilis secara eksklusif di Apple Vision Pro

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

3 Maret 2024

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia sangat penting. sebab kehidupan manusia tidak akan terlepas dari binatang. lalu apa yang harus dilakukan?

Baca Selengkapnya

Film Dokumenter Rossa akan Segera Tayang, Rayuan Prilly Latuconsina Berhasil

26 Februari 2024

Film Dokumenter Rossa akan Segera Tayang, Rayuan Prilly Latuconsina Berhasil

Film dokumenter Rossa berjudul All Access Rossa 25 Shining Years akan segera dirilis, Prilly Latuconsina sebagai produsernya.

Baca Selengkapnya

Muncul di Film Dirty Vote: Seluk-beluk Isitilah Politik Gentong Babi di Pemilu

14 Februari 2024

Muncul di Film Dirty Vote: Seluk-beluk Isitilah Politik Gentong Babi di Pemilu

Ahli Hukum Tata Negara Bivitri Susanti, di film Dirty Vote menjelaskan fenomena ketika bantuan sosial sering dimanfaatkan sebagai alat politik.

Baca Selengkapnya