DPR Apresiasi Menkes Budi Transparan soal Imbas Embargo Vaksin Covid-19

Rabu, 7 April 2021 17:04 WIB

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperlihatkan vaksin COVID-19 Astrazeneca saat vaksinasi kepada kyai Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Selasa 23 Maret 2021. Vaksinasi Astrazeneca terhadap 100 kyai muda NU tersebut sebagai bentuk upaya untuk menangani pandemi COVID-19 sekaligus sosialisasi kepada masyarakat bahwa vaksin Astrazeneca aman dan halal. ANTARA FOTO/Moch Asim

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Charles Honoris mengapresiasi keterbukaan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ihwal kendala vaksinasi imbas adanya embargo vaksin Covid-19 ke ratusan negara, termasuk Indonesia. Charles mengatakan terkendalanya pasokan vaksin ini merupakan kondisi tak terhindarkan.

"Dalam kondisi yang tidak bisa dihindari seperti ini, transparansi dan keterbukaan informasi oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin terkait kendala vaksinasi tersebut patut diapresiasi," kata Charles dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 April 2021.

Charles mengatakan transparansi dan keterbukaan informasi menjadi faktor penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan pandemi Covid-19 di dalam negeri. Dengan adanya informasi itu, ujar dia, masyarakat harus semakin taat dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Terlebih di tempat-tempat dan fasilitas-fasilitas umum yang sudah atau sedang direncanakan dibuka kembali, seperti bioskop, sekolah, dan sebagainya," ujar Charles.

Embargo pasokan vaksin Covid-19 ke ratusan negara terjadi akibat gelombang ketiga atau third wave di negara-negara penyuplai vaksin. Gelombang tersebut muncul di negara-negara di Eropa dan beberapa negara di Asia seperti India, Filipina, Papua Nugini, serta beberapa negara di Amerika Selatan seperti Brazil. Akibatnya, vaksin yang diproduksi di negara-negara itu tak boleh diekspor, melainkan untuk dipakai di dalam negeri masing-masing.

Advertising
Advertising

Menurut Charles, gelombang ketiga ini sekaligus menjadi pelajaran penting bagi Indonesia agar tetap taat dan ketat menjalankan protokol kesehatan. Dia mengingatkan gelombang baru penyebaran Covid-19 bahkan bisa terjadi di negara-negara penghasil vaksin yang laju vaksinasinya pun cepat.

Di Indonesia, Charles melanjutkan, proses vaksinasi Covid-19 yang sudah berjalan selama ini baru menjangkau kurang dari 5 persen dari total sasaran nasional sebanyak 181 juta orang. Artinya, perjalanan Indonesia menuju kekebalan komunitas atau herd immunity pun masih panjang.

"Sehingga kita sebagai warga bangsa harus terus bekerja sama dan bergotong royong, agar kita bisa sama-sama selamat dalam perjalanan panjang ini," kata politikus PDI Perjuangan ini.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan laju vaksinasi Covid-19 mendatang tak akan secepat sebelumnya akibat embargo pasokan ini. Imbasnya, kata dia, hanya ada 20 juta dosis untuk Maret dan April dari sedianya ada 30 juta dosis.

Meski begitu, Menkes Budi mengharapkan dapat terjalin negosiasi dengan negara-negara produsen vaksin. Dia berharap suplai vaksin Covid-19 dapat kembali normal pada bulan Mei nanti.

Baca juga: Menkes Budi Waspadai Potensi Gangguan Stok Vaksin Covid-19 karena Embargo


BUDIARTI UTAMI PUTRI | DEWI NURITA

Berita terkait

Resmikan Penggunaan Starlink untuk Puskesmas Terpencil, Elon Musk Enggan Bicara Soal Tesla

2 jam lalu

Resmikan Penggunaan Starlink untuk Puskesmas Terpencil, Elon Musk Enggan Bicara Soal Tesla

Elon Musk tiba di Bali, Minggu, 19 Mei 2024, dengan jet pribadi sebelum menghadiri upacara peluncuran penggunaan Starlink di Puskesmas terpencil

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

2 hari lalu

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

Jokowi ubah sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan menjadi KRIS. Beriku 12 kriteria layanan KRIS dan 4 layanan ini yang tidak berlaku untuk KRIS.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

2 hari lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Bocorkan Kandidat Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran, Siapa Paling Kuat?

3 hari lalu

Faisal Basri Bocorkan Kandidat Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran, Siapa Paling Kuat?

Sejumlah nama besar masuk dalam bursa calon menteri keuangan untuk kabinet Prabowo-Gibran. Dua sosok dinilai cukup kuat

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

4 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

5 hari lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

5 hari lalu

Jokowi dan Menkes Klarifikasi soal Hapus Sistem Kelas BPJS

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklarifikasi soal kebijakan penghapusan sistem kelas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

9 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

9 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

Perusahaan farmasi AstraZeneca akui ada efek samping langka, yaitu Trombositopenia.

Baca Selengkapnya