Jelaskan Cuaca Ekstrem di NTT, BMKG Ingatkan Bahaya Perubahan Iklim

Reporter

Egi Adyatama

Senin, 5 April 2021 22:37 WIB

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Dwikorita Karnawati (ketiga dari kiri) dan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono (kedua dari kiri) saat menggelar konferensi pers di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Jumat 15 November 2019. BMKG menggelar konferensi pers terkait gempa berkekuatan 7,1 magnitudo dan berpotensi tsunami di Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan bahaya perubahan iklim global yang saat ini tengah terjadi. Perubahan ini yang menurut dia ikut menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Timur. Kejadian itu memicu terjadinya bencana banjir bandang.

"Jadi perubahan iklim global itu nyata. Ditandai dengan semakin meningkatnya suhu udara, baik di udara ataupun di air laut," kata Dwikorita dalam konferensi pers daring, Senin, 5 April 2021.

Dwikorita mengatakan cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada dasarnya terjadi karena suhu muka laut yang semakin hangat di wilayah Samudera Hindia di dekat Indonesia. Data dari BMKG menunjukkan suhunya mencapai 29 derajat celcius atau jauh lebih tinggi dari suhu rata-rata, yakni 26,5 derajat celcius.

"Ini ada kenaikan lebih dari 2 derajat celcius. Itu sangat signifikan untuk kondisi cuaca," kata Dwikorita.

Selain itu, ia mengatakan, suhu udara di lapisan atmosfer menengah pada tekanan 500 milibar juga semakin hangat, hingga lebih dari 7 derajat celcius. Kedua hal itu, kata Dwikorita, meningkatkan kelembaban udara dan mengakibatkan tekanan udara pada zona yang suhunya semakin hangat tersebut tekanannya menjadi rendah dibanding sekitarnya.

Advertising
Advertising

Dwikorita mengatakan hal ini sebenarnya jarang terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia. Namun sejak 5 hingga 10 tahun terakhir, menurut dia, kejadian siklon tropis itu semakin sering terjadi.

"Bahkan di 2017, dalam satu minggu terjadi 2 kali. Hal ini menunjukkan dampak perubahan iklim global itu harus benar-benar segera kita antisipasi. Itulah kenapa terjadi siklon tropis," kata Dwikorita.

Ia mengatakan saat ini, siklon itu sudah semakin menjauh dari wilayah Indonesia. Hingga pukul 18.00 WIB, Senin, 5 April 2021, Dwikorita mengatakan posisinya sudah bergerak ke arah Barat Daya. Atas dasar ini, ia memprediksi pada 6 April mendatang pengaruh dari siklon ini sudah semakin melemah karena jaraknya semakin jauh.

"Meski hari ini mengalami peningkatan, mencapai 35 kilometer/jam saat terjadi siklon, hari ini bisa mencapai 85 kilometer/jam. Yang sekarang perlu diwaspadai adalah angin kencangnya selain juga ada hujannya," kata Kepala BMKG.

Baca juga: BMKG Prediksi Siklon Tropis Seroja Menguat: Waspada Hujan Lebat Disertai Angin

Berita terkait

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

6 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

8 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

8 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

15 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

23 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

2 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

2 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya