Kelompok Teror Dianggap Kerap Gunakan Kebebasan Berpendapat Sebagai Kamuflase

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Amirullah

Minggu, 4 April 2021 19:49 WIB

Personel Brimob berjaga di sekitar gedung Markas Besar Polri di Jalan Trunojoyo seusai penembakan yang diduga terkait aksi teror yang terjadi di dalam kompleks Mabes Polri, Jakarta Rabu, 31 Maret 2021. Sejumlah polisi dengan senjata lengkap disiagakan di berbagai titik di sekitar Mabes Polri pasca serangan terduga teroris. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono mengatakan kelompok teror di balik serangkaian aksi terorisme di Indonesia kerap menggunakan berbagai cara untuk bersembunyi. Salah satunya, adalah dengan menggunakan tameng kebebasan berpendapat.

"Kelompok teror ini pintar, sering berkamuflase mereka. Aksi teror yang didahului dengan narasi radikal mereka sebut sebagai bagian daripada kebebasan berpendapat. Ini hal-hal seperti ini sering terjadi sekali," kata Rusdi dalam diskusi Public Virtue Research Institute, yang digelar secara daring, Ahad, 4 April 2021.

Rusdi pun mengatakan saat ini, polisi tengah bergerak di dunia maya untuk mengantisipasi adanya paparan paham radikal yang berasal dari internet. Pasalnya, ia meyakini dunia maya menjadi salah satu sumber utama paparan para pelaku teror.

Polisi virtual yang dicanangkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, kata Rusdi, adalah salah satu cara pemerintah memberikan informasi yang telah tersaring dan tak menyesatkan. Namun ia mengakui polisi virtual masih menerima banyak kritik.

Terlebih terkait dengan peran polisi yang dianggap terlalu masuk ke ruang privat warga negara dan berpotensi memberangus kebebasan berpendapat masyarakat. Ia pun juga membantah hal ini.

Advertising
Advertising

"Penindakan aksi teror tidak mengancam demokrasi, karena suara kritis itu tidak menjadi target sasaran penanganan terorisme," kata Rusdi.

Kasus aksi teror akibat paparan dari media sosial terjadi pada penyerangan Mabes Polri pada Rabu, 31 Maret 2021 lalu. Pelaku yang berinisial ZA, disebut polisi terpapar paham radikal dari media sosial yang ia konsumsi.

Berita terkait

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

1 hari lalu

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

Alat sadap IMSI Catcher berfungsi mengetahui lokasi seseorang lewat telepon seluler dengan cara intersepsi, metode yang lazim digunakan intelijen.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

1 hari lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

Dokumen Amnesty International Security Lab mencatat kantor Staf Logistik Polri memsan 19 alat sadap. CEO Polus Tech Swiss bicara soal produk mereka.

Baca Selengkapnya

5 Film Horor Indonesia yang Tayang Mei 2024

2 hari lalu

5 Film Horor Indonesia yang Tayang Mei 2024

Mei 2024 menjadi bulan film horor, sejumlah film Indonesia dengan genre itu akan tayang

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

5 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

6 hari lalu

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

Pelantikan Kapolda Sulawesi Tenggara yang baru itu dipimpin langsung oleh Kapolri dan dihadiri pejabat utama Mabes Polri di Rupatama, Mabes Polri.

Baca Selengkapnya

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

6 hari lalu

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menegaskan tidak ada intervensi dari Mabes Polri dalam kasus eks Wamenkumham Eddy Hiariej

Baca Selengkapnya

Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

14 hari lalu

Mengenal Tugas Puslabfor Polri, Jenis Investigasi dan Fungsi yang Dilakukannya

Puslabfor Polri melakukan investigasi kebakaran di Mampang, Jakarta yang mengakibatkan 7 lorban meninggal. Apa saja tugas Puslabfor?

Baca Selengkapnya

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

14 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya

TikTok Sebut RUU Pelarangan di DPR AS Langgar Kebebasan Berpendapat

15 hari lalu

TikTok Sebut RUU Pelarangan di DPR AS Langgar Kebebasan Berpendapat

TikTok kembali menyuarakan kekhawatiran atas pelanggaran kebebasan berpendapat setelah DPR AS meloloskan RUU yang dapat melarang aplikasi tersebut.

Baca Selengkapnya

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

16 hari lalu

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

Pengadilan Israel mendakwa saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh atas tuduhan menghasut untuk melakukan terorisme.

Baca Selengkapnya