PDIP Kritik Keras Kebijakan Impor Beras Mendag Lutfi

Rabu, 24 Maret 2021 06:39 WIB

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan keterangan kepada wartawan usai menyerahkan berkas dokumen persyaratan keanggotaan salinan daftar keanggotaan PDI Perjuangan di KPU RI, Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto membeberkan alasan partainya menolak kebijakan impor beras yang disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Hasto menilai sikap memaksakan impor beras itu bertentangan dengan politik pangan Presiden Joko Widodo. Dia pun mengingatkan menteri semestinya tidak menjadi beban presiden.

"Memaksakan impor beras secara sepihak tidak hanya bertentangan dengan politik pangan Presiden Jokowi, namun mencoreng muka Presiden Jokowi yang belum lama ini mengampanyekan gerakan cinta produksi dalam negeri," kata Hasto dalam keterangannya, dikutip Rabu, 24 Maret 2021.

Hasto mengatakan sikap PDIP menolak impor ini bukan tanpa alasan. Dia berujar, sejak satu tahun lalu PDI Perjuangan lewat kader di struktur partai, eksekutif, dan legislatif telah mempelopori gerakan menanam tanaman pendamping beras.

Tanaman itu mencakup sagu, ketela, umbi-umbian, jagung, pisang, talas, porang, sukun, dan lainnya. "Nusantara begitu kaya dengan aneka rupa makanan, kekayaan hortikultura, yang seharusnya membuat Menteri Perdagangan percaya bahwa impor beras tidak perlu dilakukan," ujar Hasto.

Hasto mengatakan, keputusan Menteri Perdagangan bukan cuma melupakan basis politik Presiden Jokowi dan PDI Perjuangan dari petani. Di samping itu, dia menilai kebijakan itu tak tepat mengingat perekonomian nasional sedang tertekan akibat pandemi Covid-19.

Advertising
Advertising

Hasto menyebut Menteri Perdagangan hanya menghambur-hamburkan devisa negara untuk satu produksi pangan yang sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri. "Dalam situasi kontraksi ekonomi seperti saat ini penting untuk hemat devisa negara," ucapnya.

<!--more-->

Selain mendorong diversifikasi pangan, Hasto berujar PDIP juga mengajak seluruh simpatisan, anggota, dan kader partai untuk meningkatkan kedaulatan pangan nasional secara swadaya masyarakat. Menurut dia, kader partai diberi tugas untuk memberi teladan dan mengajak masyarakat luas secara sadar mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras.

Tujuannya yakni menggantikan konsumsi beras dengan makanan lain hingga 5 persen. Hasto mengatakan, meski tampak sepele, target itu akan mengurangi kebutuhan nasional setara dengan 1,5 juta ton. Dia menyebut Indonesia bakal memiliki peluang menjadi eksportir beras jika hal itu tercapai.

"Cara ini jauh lebih terhormat dan akan mampu meningkatkan martabat bangsa. Terkadang kita dijajah oleh cara berpikir yang terlalu pragmatis sehingga melanggengkan ketergantungan terhadap impor," kata Hasto. Dia mengimbuhkan, perlu cara berpikir baru dan langkah strategis yang konsisten demi membalik keadaan dari importir menjadi eksportir beras.

Sebelumnya, Hasto juga meminta Menteri Perdagangan tak bertindak pragmatis. Dia mewanti-wanti ada banyak pihak yang hendak memburu keuntungan dari kebijakan impo tersebut. "Saya tahu di belakang impor itu banyak pemburu rente," kata Hasto seusai acara menanam pohon di kawasan Jakarta Selatan pada Ahad lalu, 21 Maret 2021.

Pemerintah berencana mengimpor 1-1,5 juta ton beras dengan alasan menjaga ketersediaan beras dalam negeri. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, langkah ini diambil terutama setelah ada program bantuan sosial beras PPKM, antisipasi dampak banjir, dan pandemi Covid-19.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pun pasang badan terkait kebijakan ini. Lutfi mengaku siap mundur dari jabatannya jika kebijakan itu salah. Mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat ini berujar, keputusan impor tersebut diambil melalui perhitungan matang meski tak populer.

"Kalau memang saya salah, saya siap berhenti, tidak ada masalah, tapi tugas saya memikirkan yang tidak dipikirkan oleh Bapak dan Ibu," kata Lutfi dalam Rapat Kerja dengan Komisi Perdagangan Dewan Perwakilan Rakyat pada Senin lalu, 22 Maret 2021 soal impor beras.

Baca juga: Impor Beras Picu Polemik, Mendag: Tidak Ada yang Saya Tutup-tutupi

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

4 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

5 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

5 jam lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

5 jam lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

6 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

7 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

8 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

8 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

10 jam lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

10 jam lalu

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku tidak mau masuk bursa Cagub DKI Jakarta karena sudah berusia 70 tahun.

Baca Selengkapnya