Mi dan Daun Kelor Penyebab Utama Inflasi Bima

Reporter

Editor

Senin, 3 November 2008 16:58 WIB

TEMPO Interaktif, Mataram:Mi dan daun kelor menjadi penyebab utama inflasi Oktober 2008 di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Tingginya konsumsi mi berada di urutan pertama dari 10 komoditas yang menyebabkan Bima inflasi. Sedangkan daun kelor di urutan ke-8."Orang Bima memang suka makan mi dan daun kelor," ujar Kepala Kantor Wilayah Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat Mariadi Mardian yang asli Bima hari ini.

Inflasi Bima selama Oktober 2008 mencapai 0,66 persen. Sebanyak 10 komoditas penyebab inflasi lainnya selain mi dan daun kelor adalah kasur, bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, tomat sayur, kangkung, jeruk, sate dan kacang panjang. Inflasi selama 10 bulan terakhir telah menembus dua digit menjadi 14,23 persen.

Adapun inflasi di Kota Mataram selama Oktober 2008 mencapai 0,28 persen. Sebanyak 10 penyebab inflasi terbesar Mataram adalah bahan bakar rumah tangga, beras, daging sapi, pindang tongkol, jeruk, tomat sayur, apel, kelapa, salak dan mi. Inflasi Januari-Oktober di Mataram mencapai 12,31 persen.

Inflasi gabungan Kota Mataram dan Kota Bima selama Oktober 2008 sebesar 0,36 persen. Tetapi selama 10 bulan terakhir Januari-Oktober 2008 inflasi gabungan kedua kota itu 12,71 persen.

Supriyantho Khafid

Berita terkait

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

28 menit lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

16 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

18 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

23 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

3 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

14 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

14 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya