Vaksin Nusantara Dikritik Epidemiolog, PKS Minta Terawan dkk Beri Penjelasan

Selasa, 23 Februari 2021 11:46 WIB

Netty Prasetiyani. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Kesehatan atau Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Netty Prasetiyani meminta para pengembang Vaksin Nusantara memberi penjelasan terkait dugaan dilewatinya proses izin dari Komite Etik. Vaksin Nusantara dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menggandeng sejumlah institusi.

"Kami minta pihak yang terlibat harus bisa menjelaskan. Tuntutan masyarakat dan para ahli harus dibuktikan dengan data yang transparan bahwa memang vaksin ini aman dan penelitian serta pengujiannya sesuai standar berlaku," kata Netty dalam keterangannya, Selasa, 23 Februari 2021.

Dugaan dilewatinya proses oleh Komite Etik ini sebelumnya dilontarkan para pakar. Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono, meminta pemerintah menghentikan Vaksin Nusantara karena metode yang digunakan tidak teruji dan tidak ada izin dari Komite Etik tersebut. Adapun ahli biomolekuler dan vaksinolog Ines Atmosukarto mengatakan Vaksin Nusantara datanya diduga belum terlihat.

Netty meminta para pengembang membuka data uji klinis, mulai dari kecocokan, keamanan, dan tingkat keampuhan Vaksin Nusantara. Terlebih saat ini, kata dia, publik bertanya-tanya tentang vaksin yang disebut sudah akan masuk uji klinis tahap II itu.

"Tentu publik bertanya-tanya dan ingin diperlihatkan, serta di-update data uji klinis I-nya, agar ini tidak hanya sekadar klaim tetapi bisa dibuktikan dengan data," ujarnya.

Baca: Peneliti Klaim Vaksin Nusantara Lolos Penelitian Fase Pertama

Advertising
Advertising

Netty juga meminta semua pihak menahan diri dari berkomentar atau membuat pernyataan yang justru memperkeruh suasana. Menurut Netty, kerapkali dalam percakapan publik terjadi kehebohan dan viral tetapi tak ada perkembangan selanjutnya.

Ia menyarankan para pengembang vaksin ini fokus dan mengurangi pernyataan-pernyataan berlebihan. "Dan kalau memang perlu untuk memberikan informasi perkembangan harus disertai dengan data yang bisa dibuktikan," kata Wakil Ketua Fraksi PKS ini.

Meski begitu, Netty mengatakan ia mendukung penuh adanya pengembangan vaksin di Indonesia. Dia menyebut ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Namun kata dia, wacana vaksin dalam negeri bukanlah yang pertama sebab sebelumnya sudah ada Vaksin Merah Putih yang juga digadang-gadang dan dipromosikan. Jika berhasil, imbuh Netty, Vaksin Nusantara akan menjadi kebanggaan nasional di tengah perlombaan vaksin global. Indonesia akan masuk ke dalam salah satu negara pembuat vaksin dan bukan sekadar pengimpor vaksin Covid-19. "Oleh karena itu, buktikan saja dulu sampai Vaksin Nusantara ini berhasil memenuhi standar dan rekomendasi ilmiah. Jangan hanya riuh pada tataran seremoni dan selebrasi," kata Netty.


BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

2 jam lalu

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

Sufmi Dasco membantah, ketidakhadiran Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam acara Halalbihalal yang digelar PKS merupakan sinyal penolakan

Baca Selengkapnya

Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

4 jam lalu

Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

Pakar menduga, Prabowo belum menemukan titik temu untuk membuka komunikasi dengan PKS.

Baca Selengkapnya

PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

4 jam lalu

PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

PKS berharap didatangi Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk diajak bergabung ke koalisi pemerintahan mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen PKS Beri Sinyal Gabung ke Prabowo: Kami Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

5 jam lalu

Sekjen PKS Beri Sinyal Gabung ke Prabowo: Kami Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

PKS beri sinyal bakal bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka setelah dua periode berada di luar pemerintah.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Soal Peluang PKS Ikut Merapat ke Prabowo: Pandangan Saya Baik

7 jam lalu

Surya Paloh Soal Peluang PKS Ikut Merapat ke Prabowo: Pandangan Saya Baik

Ketua Umum NasDem Surya Paloh menanggapi kemungkinan jika PKS bergabung dengan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Anies soal Peluang Maju di Pilgub Jakarta: Sekarang Rehat Dulu

8 jam lalu

Anies soal Peluang Maju di Pilgub Jakarta: Sekarang Rehat Dulu

Anies Baswedan menanggapi singkat wacana dirinya akan maju kembali sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Nilai PKS Berada di Persimpangan Jalan usai Putusan MK

8 jam lalu

Anies Nilai PKS Berada di Persimpangan Jalan usai Putusan MK

PKS belum menentukan apakah bergabung dengan pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto atau berada di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktivitas dan Pesan Anies setelah Pilpres 2024

11 jam lalu

Deretan Aktivitas dan Pesan Anies setelah Pilpres 2024

Setelah berakhir Pilpres 2024 dan putusan MK, Anies Baswedan telah melakukan berbagai aktivitas. Ia juga menyampaikan beberapa pesan dan pandangannya

Baca Selengkapnya

Alasan Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS Meski Sudah Disiapkan Karpet Merah

11 jam lalu

Alasan Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS Meski Sudah Disiapkan Karpet Merah

Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi mengungkap alasan presiden terpilih Prabowo Subianto tak bisa hadir dalam acara halalbihalal partainya.

Baca Selengkapnya

Hadiri Halalbihalal, Anies dan Cak Imin Kompak Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk PKS

11 jam lalu

Hadiri Halalbihalal, Anies dan Cak Imin Kompak Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk PKS

Anies dan Cak Imin hadir dalam halalbihalal PKS yang juga mengundang sejumlah elite partai politik.

Baca Selengkapnya