Satgas Jelaskan Alasan Penyintas Covid-19 Masih Berpeluang Terinfeksi Kembali

Kamis, 18 Februari 2021 19:14 WIB

Petugas menunjukkan kantong yang berisi plasma konvalesen di Kantor PMI DKI Jakarta, Senin, 15 Februari 2021. Satuan Tugas Penanganan COVID-19 bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia mengajak para penyintas COVID-19 untuk menjadi pendonor plasma konvalesen. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan memang ada sejumlah temuan kasus penyintas Covid-19 yang kembali terinfeksi di Indonesia. Padahal, kata Wiku, tubuh mereka yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 semestinya sudah membentuk kekebalan antibodi secara alami.

Fenomena reinfeksi ini, kata Wiku, masih menjadi pertanyaan para ilmuwan. "Virus SARS-CoV-2 adalah tipe virus Corona yang baru, sehingga pertanyaan terkait imunitas yang terbentuk setelah terpapar masih menjadi tanda tanya bagi para ilmuwan," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis, 18 Februari 2021.

Namun, kata Wiku, berdasarkan kajian Hong Kong Medical Journal yang diterbitkan pada 2020 menyebutkan ada beberapa hal yang diperkirakan menjadi faktor penyebab penyintas terinfeksi kembali.

Baca juga: Gangguan Psikologis Pada Penyintas Covid-19 Butuh Dukungan Keluarga

Pertama, karena virus masih bersembunyi di dalam tubuh. Kedua, kontaminasi silang dari strange virus lainnya. "Ketiga, bisa juga karena hasil pemeriksaan pasien positif palsu atau false positive," ujarnya.

Advertising
Advertising

Fakta ini, kata Wiku, menandakan bahwa tidak ada alasan bagi penyintas Covid-19 untuk mengabaikan protokol kesehatan karena peluang terinfeksi kembali masih ada.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan aturan terbaru yang membolehkan penyintas mengikuti vaksinasi Covid-19.

"Penyintas dapat divaksinasi jika sudah lebih dari 3 bulan," demikian tertera dalam Surat Edaran Nomor: HK.02.02/I/ /2021 yang diteken Plt Dirjen P2P Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu tertanggal 11 Februari 2021.

Kendati demikian, vaksin pun tidak menjamin 100 persen seseorang tidak akan tertular Covid-19. BPOM menyebut efikasi vaksin Covid-19 asal Sinovac, yang kini masih menjadi satu-satunya vaksin yang tersedia di Indonesia, memiliki efikasi sebesar 65 persen. Artinya, masih ada risiko penularan 35 persen bagi mereka yang sudah divaksin.

Dengan demikian, Satgas Covid-19 mengimbau seluruh masyarakat, termasuk penyintas Covid-19, tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan meskipun sudah menjalani vaksinasi Covid-19.

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

3 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

14 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

14 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

47 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

52 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

57 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

58 hari lalu

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.

Baca Selengkapnya