Adik Tiri Sultan HB X Bilang Nasib Keraton Yogyakarta Tergantung Nasab dan Nasib

Minggu, 24 Januari 2021 07:55 WIB

Suasana Keraton Yogyakarta bersiap menggelar pameran bertema Sultan Hamengku Buwono II saat momentum libur panjang cuti bersama. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Ontran-ontran internal Keraton Yogyakarta kembali mencuat setelah beredar surat pemecatan Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) kepada sejumlah adiknya dari jabatan startegis Keraton pekan ini.

Sultan HB X menerbitkan surat bertanggal 2 Desember 2020 terkait pemberhentian sepihak dua adik tirinya yakni Gusti Bendara Pangeran Hario (GBPH) Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat.

Kedua adik Sultan HB X itu dilengserkan dari jabatan kepala (Penggedhe) dua departemen inti Keraton Yogya, yakni Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Parwa Budaya dan KHP Nitya Budaya.

Sultan lantas mengkat dua putrinya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi dan GKR Bendara menduduki jabatan kepala dua departemen yang setingkat kementerian koordinator dalam pemerintahan Keraton itu.

Terkait pemecatan itu, salah satu adik tiri Sultan HB X, GBPH Yudhaningrat mengatakan tak berencana menggugat kakaknya. “Mboten ajeng gugat, pun kajenge (tidak akan menggugat, biarkan saja),” ujar Yudhaningrat kepada Tempo, Sabtu, 23 Januari 2021.

Advertising
Advertising

Pemecatan Sultan HB X itu disinyalir Yudhaningrat dan Prabu Kusumo sebagai buntut polemik Sabda Raja yang diterbitkan Sultan HB X tahun 2015. Sabda Raja itu dinilai merusak paugeran atau tata adat Keraton karena mengganti gelar raja dan membuka peluang raja Keraton dari kalangan perempuan.

Prabukusumo dan Yudhaningrat termasuk dalam gerbong putra-putri HB IX yang menolak Sabda Raja dari HB X itu. Bahkan keduanya bisa dikategorikan paling keras menentang. Mereka tidak lagi mau masuk ke lingkungan Keraton Yogyakarta untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai pangeran.

Yudha menuturkan pasca dicopot dari jabatan struktural Keraton Yogya oleh Sultan HB X, dirinya memilih menjalani kehidupan sebagai pangeran di luar keraton. “Menjadi pangeran yang merdeka itu justru lebih enak, bebas,” kata Yudha.

Yudha menuturkan, kelegaannya lepas dari Keraton berkaca dari ajaran Nabi Muhammad SAW, yakni bersikap tegas atas sikap yang diambil. Karena tak setuju Sabda Raja maka ia pun memilih menyingkir dari Keraton.

“Saya tidak mau abu-abu, kalau dukung (Sabda Raja HB X) ya akan dukung, kalau tidak ya akan nyatakan tidak,” ujarnya.

Kini Yudha bersama pangeran lain yang menolak Sabda Raja itu hanya akan menunggu dan berdoa terkait nasib Keraton Yogya ke depan dengan Sabda Raja itu.

Yudha menuturkan, Keraton Yogya sebagai kerajaan Mataram Islam tersisa hanya bergantung nasab dan nasib. Nasab dalam arti suksesi di dalamnya hanya mengatur hubungan darah dari keturunan laki-laki raja bertahta.

“Kalau nasabnya keliru (dengan memilih raja perempuan), ya sudah nasibnya bubar ,” ujar Yudha.

Baca juga: Dituding Makan Gaji Buta, Adik Sultan HB X: Honor Hanya Cukup untuk Makan Kuda

Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

8 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

21 jam lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

1 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

1 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

2 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

3 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

3 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

3 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

4 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya