Banjir Kalsel, BMKG Jelaskan Anomali Curah Hujan Tinggi di Kalimantan Selatan

Reporter

Egi Adyatama

Selasa, 19 Januari 2021 18:21 WIB

Sejumlah relawan membantu pengendara sepeda motor agar tidak terbawa arus saat melintas di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Jumat 15 Januari 2021. Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor menyatakan peningkatan status siaga darurat menjadi tanggap darurat, keputusan itu diambil mengingat musibah banjir yang terjadi semakin meluas di beberapa daerah di Provinsi Kalimantan Selatan. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab tingginya curah hujan di sekitar Kalimantan Selatan dalam beberapa waktu belakangan yang berujung dengan bencana banjir Kalsel. Tingginya curah hujan, disebut Presiden Joko Widodo memicu luapan di Sungai Barito dan menyebabkan banjir di 10 wilayah di sana.

Koordinator Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Indra Gustari, mengatakan bahwa hujan deras selama 10 hari di Kalimantan Selatan, dipicu oleh dinamika atmosfer yang berkembang di sekitar Kalimantan. Selain saat ini adalah periode puncak dari Muson Asia, di Kalimantan juga terdapat Borneo Vortex.

"Borneo Vortex ini semacam pola sirkulasi massa udara yang menyebabkan terbentuknya daerah konvergensi di sebagian wilayah Indonesia, termasuk juga di wilayah Kalimantan Selatan dan Timur ini," kata Indra saat dihubungi Tempo, Selasa, 19 Januari 2021.

Baca: Banjir Bandang Cisarua, BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrim di Jabar 3 Hari Ke Depan

Indra mengatakan, awalnya ini yang menciptakan hujan lebat di Kalimantan Selatan. Namun belakangan, curah hujan menjadi semakin tinggi dengan adanya sirkulasi massa udara basah (MGO) yang bergerak ke Indonesia. Ia mengatakan sejumlah pemicu ini terjadi secara bersamaan dan terakumulasi menjadi hujan deras sepanjang 10 hari kemarin.

"Jadi semacam interaksi dari beberapa pembangkit atau beberapa pemicu cuaca atau dinamika atmosfer yang berkembang di sekitar Kalimantan," kata Indra.

Advertising
Advertising

Bila dibandingkan dengan tahun lalu, Indra mengatakan Borneo Vortex juga sebenarnya muncul di awal tahun. Namun saat itu, pergerakannya tidak sekuat saat ini. Pun pada saat itu, Indra mengatakan MGO sedang tak aktif.

Indra mengatakan secara umum, musim penghujan di Indonesia masih akan terus berlangsung setidaknya hingga Februari 2021. Ia pun meminta masyarakat tetap waspada dengan curah hujan yang tinggi yang bisa berdampak seperti banjir Kalsel. "Dampaknya ke hujan tentu masih perlu diwaspadai sampai Februari nanti. Walaupun ini tak berarti curah hujannya tinggi terus," kata Indra.

Berita terkait

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

6 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

8 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

9 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

15 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

23 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

2 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

2 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya