Petugas medis menyiapkan ruang perawatan isolasi tambahan di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 9 September 2020. Pemerintah Kota Bekasi menyiapkan ruang perawatan isolasi tambahan dengan fasilitas oksigen dan 55 tempat tidur untuk pasien Covid-19. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta para direktur utama rumah sakit menambah jumlah tempat tidur pasien Covid-19 untuk mengantisipasi lonjakan kasus pascalibur panjang dan tahun baru.
"Saya minta tolong semua Dirut Rumah Sakit, semua pemilik rumah sakit, tolong konversikan tempat tidurnya yang tadinya bukan untuk pasien Covid-19 menjadi Covid-19, yang tadinya cuma 10 persen jadi 30 persen atau 40 persen secara temporer saja, sambil kita bisa menghadapi lonjakan yang membutuhkan puluhan ribu tempat tidur baru,” ujar Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers, Senin, 11 Januari 2021.
Seiring melonjaknya kasus, ujar Budi, jumlah tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19 harus ditambah hingga 36 ribu unit dari 15 ribu unit hingga akhir Januari 2021. Budi menuturkan perhitungan sederhana untuk menentukan jumlah tempat tidur bagi pasien Covid-19 adalah 30 persen dari total kasus aktif Covid-19 di Indonesia.
Saat ini, total kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 120 ribu. Padahal November 2020 lalu kasus aktif Covid-19 di Indonesia sebesar 50 ribu. “Jadi, sekarang butuh 36.000, yakni 30 persen dari 120.000. Jadi dalam satu bulan kita harus menambah jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 dari 15.000 ke 36.000,” ujarnya.
Realokasi jumlah tempat tidur ini, ujar Budi, diharapkan dapat menjadi solusi untuk menampung lonjakan pasien. "Ini masalah yang akan kita hadapi minggu ini, minggu depan sampai dengan akhir Januari atau awal Februari," ujar Menkes.