TEMPO Interaktif, Surabaya:Tiga kantor polisi di Jawa Timur diteror bom secara bersamaan, Selasa (4/1) pagi. Ketiganya adalah kantor Satuan Manunggal Satu Atap (Samsat) II Polwiltabes Surabaya, kantor Samsat Sidoarjo, dan Samsat Gresik. Ancaman tersebut membuat panik para karyawan dan pengunjung ketiga kantor yang khusus untuk mengurus Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Surat Izin Mengemudi (SIM) itu. Apalagi, Senin (3/2) lalu, sebuah bom meledak di Wisma Bayangkari, Markas Besar Polri Jakarta. Semua karyawan maupun petugas kepolisian yang masih berpakaian dinas di kantor itu dikeluarkan. Namun, ternyata ancaman itu tak terbukti. Kantor bersama Samsat II Surabaya untuk wilayah barat dan selatan di Jalan Ketintang Seraten, diancam diledakkan oleh seorang laki-laki melalui operator hingga empat kali. Ancaman pertama menimpa kantor yang persis di belakang Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur itu sekitar pukul 09.15. Laki-laki itu mengancam akan meledakkan kantor itu pada pukul 11.30. "Suara laki-laki itu agak berat," kata Astin, operator yang menerima telepon ancaman. Sekitar 15 menit kemudian, ancaman bom kembali diterima oleh seorang operator bernama Erlin Mordiana. Ia menerima ancaman hingga empat kali. Sama seperti ancaman sebelumnya, penelepon diperkirakan seorang laki-laki berumur 40-an tahun. "Penelepon tidak mau disebutkan namanya," kata Inspektur Dua Sumardi, perwira di kantor Samsat II Surabaya. Tim Gegana dan Satuan Brimob Polda Jawa Timur yang dihubungi, baru tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 10.30, atau 75 menit setelah ancaman diterima. Delapan anggota Tim Penjinak Bahan Peledak segera menyisir lokasi mulai lantai dua hingga di halaman. Untuk beberapa menit kantor itu disterilkan, tapi hingga pukul 11.00 tim Gegana tidak menemukan barang yang mencurigakan. Bahkan hingga pukul 11.30 tidak ada ledakan bom di kantor yang selalu ramai dikunjungi orang untuk mengurus STNK dan SIM itu. Untuk mengamankan situasi, setiap mobil maupun orang yang masuk diperiksa menggunakan alat detektor. Senin (3/1) lalu, kantor Samsat di Jalan Manyar Surabaya juga diancam akan diledakkan oleh seorang penelepon lewat operator. Namun, ancaman tersebut ternyata tidak terbukti. Kepala Polres Gresik Ajun Komisaris Besar Roni F. Sompie membenarkan adanya ancaman bom di Samsat Gresik. "Ini sepertinya disengaja untuk memecah konsentrasi polisi dalam menangani kasus bom," kata dia. (Adi Mawardi-Tempo News Room)
Berita terkait
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai
1 menit lalu
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai
Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel