Pemerintah Dinilai Gagal Atasi Kemiskinan dan Pengangguran

Reporter

Editor

Jumat, 3 Oktober 2008 18:29 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah dinilai tidak mampu menyelesaikan masalah kemiskinan dan pengangguran. Sehingga, Kabinet Indonesia Bersatu berniat memperpanjang program-program kemiskinan di akhir masa pemerintahan. "Pemerintah tidak mampu mengatasi kemiskinan," kata pengamat politik Arbi Sanit saat dihubungi, Jumat (3/10).

Pemerintahan Yudhoyono-Kalla di awal pemerintahannya menargetkan angka kemiskinan 8 persen dan angka pengangguran 5,1 persen dari jumlah penduduk pada tahun 2009. Salah satu program kemiskinan adalah bantuan langsung tunai. Program subsidi itu ditujukan untuk keluarga miskin dengan syarat tertentu dalam menghadapi dampak kenaikan harga minyak.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berencana mengusulkan kepada DPR untuk memperpanjang program Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun depan dari 3 bulan menjadi 6 bulan. Langkah itu merupakan antisipasi jika pemerintah Amerika Serikat batal mendapatkan persetujuan kongres soal paket dana talangan (<I>bailout</I>) senilai US$ 700 miliar untuk mengatasi krisis keuangan di negara tersebut.

Arbi mengatakan target pengurangan jumlah orang miskin dan pengangguran sulit dicapai. Alasannya, prosentase APBN yang dialokasikan untuk program itu tidak besar. Sekitar 70 persen APBN, ujar dia, masih dialokasikan untuk belanja rutin seperti gaji pegawai. Bantuan sejumlah Rp 150 ribu per bulan dianggap tidak sebanding dengan kenaikan harga kebutuhan pokok saat ini. "Ada niat untuk membantu orang miskin tapi tidak terhindar dari eksploitasi politik, pemanfaatan pengaruh," katanya.

Pemerintah hingga kini masih melakukan program politis dan tidak menyelesaikan persoalan kemiskinan dan pengangguran secara nyata. Program-program dan langkah-langkah yang dilakukan sekedar untuk pencitraan positif pemerintah. "Coba cek berapa yang dapat BLT dan apa mereka juga datang ke (rumah Presiden Yudhoyono di) Cikeas, ke Gubernur DKI saat Lebaran?" ujarnya.

Pengamat politik Fachri Ali mengatakan pemerintah seharusnya membuat proyek padat karya untuk mengurangi orang miskin dan pengangguran. Selain mampu menyerap tenaga kerja, proyek padat karya juga mendongkrak daya beli masyarakat. Masyarakat pun, kata dia, mampu berinvestasi untuk memproduksi barang dan jasa. "Proyek padat karya lebih efektif,' ujarnya.

Kurniasih Budi

Berita terkait

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

2 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

6 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

8 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

23 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

Muhadjir Effendy menyebut program perlinsos ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

23 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

Tak hanya Muhadjir, tiga menteri lain juga turut memberikan keterangan terkait bansos di sidang sengketa pilpres hari ini.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

34 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

Bantuan Jepang ini, diharapkan bisa menaikkan pendapatan petani berskala kecil dan mengentaskan kemiskinan di Provinsi Gorontalo

Baca Selengkapnya

Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

54 hari lalu

Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

Pemerintah mesti membuat kebijakan yang bisa mengendalikan harga pangan karena bisa menambah jumlah kemiskinan baru.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

54 hari lalu

Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto kembali menyatakan optimismenya mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

58 hari lalu

Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan akan menerapkan pajak lebih tinggi bagi orang kaya di negaranya.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya