PKS Minta BPK Telusuri Temuan ICW soal Anggaran untuk Influencer

Senin, 31 Agustus 2020 16:30 WIB

Ilustrasi influencer. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bukhori Yusuf, meminta Badan Pemeriksa Keuangan menindaklanjuti temuan Indonesia Corruption Watch tentang gelontoran Rp 90,45 miliar yang dikucurkan oleh pemerintah sepanjang tahun 2014-2020 terkait anggaran belanja untuk pemengaruh atau influencer.

Bukhori menilai tindakan pemerintah itu bentuk kemubaziran karena setiap kementerian/lembaga sudah memiliki unit humas. Ketimbang membayar influencer, ia menilai lebih baik jika kehumasan pemerintah ditingkatkan.

BPK harus segera menindaklanjuti temuan ini. KPK juga harus turun tangan karena kuat dugaan terjadi penyelewengan anggaran oleh pemerintah terkait dana untuk influencer ini," kata Bukhori dalam keterangan tertulis, Senin, 31 Agustus 2020.

Menurut anggota DPR RI itu, pemerintah tidak percaya diri dengan programnya sehingga harus menyewa influencer untuk memengaruhi persepsi publik. Bukhori berujar langkah menggandeng influencer adalah strategi bernegara yang buruk, terlebih apabila dilakukan dalam rangka menambal kepercayaan publik kepada pemerintah yang terus merosot dari waktu ke waktu. Pasalnya, strategi itu justru menimbulkan dampak eksesif di tengah masyarakat.

"Masyarakat kian terbelah dengan hadirnya influencer alias buzzer yang disponsori oleh negara ini," ucap dia.

Ia menuturkan wajar jika temuan ICW itu membuat publik berang. Sebab, kata Bukhori, terkuak jika uang masyarakat selama ini dihabiskan oleh pemerintah dengan cara yang tidak etis.

Bukhori meminta pemerintah menghentikan kegiatan menggandeng pemengaruh dan bertanggung jawab atas terbelahnya masyarakat akibat ulah mereka.

Selain itu, implikasi negatif dari kehadiran para influencer bayaran ini adalah masyarakat yang kritis terhadap kebijakan pemerintah kerap dibunuh karakternya. Tradisi untuk saling menegur dan menasihati antara rakyat dan pemerintah dalam sistem demokrasi semakin terkikis ruangnya akibat kekuasaan yang antikritik.

"Alhasil, kekuasaan yang berjalan tanpa kontrol efektif justru akan mengarah pada watak pemerintahan yang otoriter," kata Bukhori.

Berita terkait

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

3 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

4 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

6 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

11 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Daud Kim Youtuber Korea Selatan

13 hari lalu

Kontroversi Daud Kim Youtuber Korea Selatan

YouTuber Korea Selatan Daud Kim kembali disoroti warganet. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Pengalaman Mendebarkan Nessie Judge, Mobil Mogok di Tengah Hutan Dini Hari Tadi

15 hari lalu

Pengalaman Mendebarkan Nessie Judge, Mobil Mogok di Tengah Hutan Dini Hari Tadi

Nessie Judge mencuit meminta pertolongan kepada pengguna Twitter lantaran mobilnya mogok dan remnya blong.

Baca Selengkapnya

8 Prospek Kerja Jurusan Pariwisata, Bisa Keliling Dunia

17 hari lalu

8 Prospek Kerja Jurusan Pariwisata, Bisa Keliling Dunia

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Pariwisata, di antaranya pemandu wisata, perhotelan, influencer, hingga staf kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

Dilema Virtual AI di TikTok untuk Berjualan, Tak Mampu Gantikan Daya Tarik Influencer Manusia

18 hari lalu

Dilema Virtual AI di TikTok untuk Berjualan, Tak Mampu Gantikan Daya Tarik Influencer Manusia

Virtual AI untuk jualan di TikTok tidak semenarik pengiklan sebenarnya.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

21 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

24 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya