Peneliti LIPI Dr Adi Santoso (kiri) dan peneliti utama Bio Farma Dr Neni Nurainy menunjukan Research cell bank Erythropoeietin (EPO) generasi ke-2 yang diserahkan dari P2 Bioteknologi LIPI pada Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, 28 Desember 2015. Selanjutnya Bio Farma akan melakukan karakterisasi dan pengembangan reserch cell bank EPO generasi ke 2 agar siap diproduksi beberapa tahun ke depan untuk terapi pasien cuci darah, kemoterapi, dan anemia. Kerjasama ini membuat Indonesia mampu memenuhi kebutuhan vaksin yang dibuat sendiri oleh anak bangsa. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Project Integration Management Research and Development PT Bio Farma Neni Nurainy mengatakan bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac asal Cina baru bisa diproduksi mulai Februari 2021.
"Kalau Januari sudah dapat evaluasi data dan hasilnya baik, mohon doanya. Kemudian kita bisa produksi Februari atau Maret 2021," kata Neni dalam diskusi Polemik Trijaya, Sabtu, 15 Agustus 2020.
Neni mengatakan, produksi vaksin ini akan tergantung pada hasil interim analysis uji klinis fase 3 terhadap para relawan. Misalnya, relawan yang sudah diambil darahnya 14 hari dan 6 bulan setelah suntikan kedua akan dievaluasi berapa titer antibodi untuk bisa menetralisir virus.
Neni memperkirakan evaluasi titer antibodi ini akan selesai di Januari 2021. Jika hasilnya baik, data interim analysis yang di dalam negeri serta dari negara lain akan disampaikan ke Badan POM untuk dievaluasi.
Jika lancar, Neni mengatakan vaksin Covid-19 dari Sinovac ini bisa digunakan pada kuartal pertama 2021. Vaksin akan diproduksi secara bertahap pada Februari tahun depan. "Misalnya sekian batch rilis bisa digunakan, dilanjutkan lagi. Jadi tidak sekaligus," ujarnya.