Massa Bubarkan Midodareni Dikira Adat Syiah, Setara Institute: Hukum Harus Tegak

Minggu, 9 Agustus 2020 20:33 WIB

Ilustrasi Pemukulan. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Setara Institute, lembaga yang peduli Hak Asasi Manusia menyesalkan penyerangan terhadap rumah penganut Syiah di Solo. Ratusan massa intoleran datang membubarkan sebuah acara doa di Mertodranan, Pasarkliwon, Solo, hingga menyebabkan tiga orang terluka Sabtu malam 8 Agustus 2020.

"Kami menuntut aparat kepolisian setempat untuk melakuan penegakan hukum secara adil atas tindak pidana serius yang tadi malam dilakukan oleh laskar-laskar intoleran. Selain itu, kepolisian harus memobilisi sumber daya yang memadai untuk mencegah terulangnya peristiwa-peristiwa serupa," kata Halili Hasan, Direktur Riset SETARA Institute dalam keterangan tertulisnya, Minggu 9 Agustus 2020.

Berdasarkan informasi, acara yang digelar malam itu adalah kegiatan midodareni atau doa sebelum pernikahan yang diikuti oleh sekitar 20 orang. Penyerangan ini terjadi di rumah keluarga Umar Assegaf, di Mertodranan, Pasar Kliwon, Surakarta. Sekitar 100 orang menyerah rumah itu karena menduga bahwa acara doa itu adalah ada kegiatan yang berbau syiah.

Setara meminta pemerintah dan kepolisian mengambil tindakan tepat. "Pemerintah dan pemerintah daerah mesti mengambil tindakan presisi untuk mencegah penjalaran intoleransi di tengah pandemi," katanya. Tak hanya itu, lanjut dia, kepolisian harus memobilisi sumber daya yang memadai untuk mencegah terulangnya peristiwa-peristiwa serupa.

Kepala Polresta Surakarta Komisaris Besar Andy Rifai sempat berusaha mengamankan korban penyerangan. Bahkan, Andy juga sempat kena pukul saat berusaha melindungi tiga warga itu. "Kena pukul beberapa kali, tapi tidak luka," katanya. Massa yang mengeruduk tempat itu lantas pergi setelah ada korban yang terluka.

Advertising
Advertising

Menurut Andy, saat ini polisi tengah berada di lapangan untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku. "Kami akan menindak tegas," katanya. Dia mengaku mendapat dukungan dari sejumlah pihak untuk mengusut kasus intoleran itu hingga tuntas.

Salah satu tokoh masyarakat Pasarkliwon, Habib Novel Alaydrus menyebut kasus intoleran itu sangat mencoreng nama Kota Solo. "Malam itu saya langsung ke lokasi untuk memberikan dukungan kepada polisi agar bekerja secara profesional," katanya.

Menurut tokoh di Solo ini, warga sekitar justru tidak pernah mempermasalahkan kegiatan yang sering digelar di rumah korban meski berbeda aliran. Dia menganggap semua warga berhak menggelar acara apapun di dalam rumah sepanjang tidak melanggar hukum. "Yang jelas perbuatan anarkistis (itu) yang salah," katanya mengecam penyerangan tersebut.

Berita terkait

Istana Sebut Pertemuan Prabowo dan Jokowi sebagai Bestie: Tidak Ada yang Berat-berat

19 jam lalu

Istana Sebut Pertemuan Prabowo dan Jokowi sebagai Bestie: Tidak Ada yang Berat-berat

Hasan Nasbi memaklumi pertemuan biasa itu menimbulkan perhatian sebab status Prabowo sebagai presiden dan Jokowi sebagai pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Politik Makan Bareng Prabowo dan Jokowi, Terakhir di Omah Semar Solo: Ngobrolnya Masalah Ini dan Itu

23 jam lalu

Politik Makan Bareng Prabowo dan Jokowi, Terakhir di Omah Semar Solo: Ngobrolnya Masalah Ini dan Itu

Prabowo kesekian kali bertemu Jokowi makan bersama. Terakhir di Solo, bahas apa?

Baca Selengkapnya

Prabowo Temui Jokowi di Solo

1 hari lalu

Prabowo Temui Jokowi di Solo

Presiden Prabowo Subianto mendatangi kediaman Jokowi di Solo pada Ahad sore.

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil Datangi Jokowi ke Solo Demi Ucapan Purnatugas, Sebut 11 Tahun Bersama

2 hari lalu

Ridwan Kamil Datangi Jokowi ke Solo Demi Ucapan Purnatugas, Sebut 11 Tahun Bersama

Ridwan Kamil mengaku perbincangannya saat bertemu Jokowi hanya seputar ucapan selamat purnatugas dan sisanya membahas Jakarta secara umum.

Baca Selengkapnya

Gibran Tinjau Proyek Rel Kereta Api Layang Simpang Joglo Solo, Rencana Dioperasikan saat Natal dan Tahun Baru

2 hari lalu

Gibran Tinjau Proyek Rel Kereta Api Layang Simpang Joglo Solo, Rencana Dioperasikan saat Natal dan Tahun Baru

Proyek rel kereta api layang atau elevated rail Simpang Joglo, Solo, Jawa Tengah, menjadi titik kedua lokasi kunjungan kerja Wapres Gibran.

Baca Selengkapnya

Kunjungan Kerja Perdana Gibran ke Solo: Meninjau Proyek dan Bertanding Sepak Bola

5 hari lalu

Kunjungan Kerja Perdana Gibran ke Solo: Meninjau Proyek dan Bertanding Sepak Bola

Pemerintah Kota Solo menggelar rapat berbasis online bersama Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) sehubungan dengan rencana kunjungan kerja Gibran.

Baca Selengkapnya

Warga Jatirejo Keluhkan Dampak Negatif Operasional PLTSa Putri Cempo

6 hari lalu

Warga Jatirejo Keluhkan Dampak Negatif Operasional PLTSa Putri Cempo

Warga Kampung Jatirejo mengeluhkan dampak negatif yang ditimbulkan akibat operasional PLTSa Putri Cempo

Baca Selengkapnya

Kegiatan Akhir Pekan Jokowi di Solo Usai Purnatugas sebagai Presiden

8 hari lalu

Kegiatan Akhir Pekan Jokowi di Solo Usai Purnatugas sebagai Presiden

Apa saja kegiatan Jokowi di akhir pekan kemarin selepas purnatugas sebagai Presiden RI?

Baca Selengkapnya

Jalur Kereta Api Simpang Joglo Solo Ditargetkan Beroperasi 1 November 2024, Kemenhub Lakukan Uji Beban

8 hari lalu

Jalur Kereta Api Simpang Joglo Solo Ditargetkan Beroperasi 1 November 2024, Kemenhub Lakukan Uji Beban

Jalur kereta api simpang Joglo di Kota Solo, Jawa Tengah, ditargetkan beroperasi paling lambat 1 Novermber 2024.

Baca Selengkapnya

Jatuh Bangun HM Lukminto Dirikan Sritex, Bermula Modal Rp 100 Ribu

10 hari lalu

Jatuh Bangun HM Lukminto Dirikan Sritex, Bermula Modal Rp 100 Ribu

Sempat membantah adanya kepailitan, kini Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang. Berikut profil HM Lukminto pendiri Sritex.

Baca Selengkapnya