Tito: Saya Iseng Googling How Pandemic End, Hasilnya 3 Skenario

Senin, 20 Juli 2020 07:02 WIB

Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) yang juga Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (kiri).

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan ada tiga skenario agar pandemi selesai.

Tiga skenario itu adalah vaksinasi massal, herd immunity (kekebalan masal), hingga melemahnya virus akibat mutasi.

Tito mengaku mendapatkan informasi ini dari hasil isengnya berselancar di mesin pencari Google dan memasukkan kata kunci 'how pandemic ends'.

"Pertama, kalau vaksin ditemukan, jelas. Kalau vaksin ditemukan maka pandemi selesai. Pertanyaannya, ada enggak yang bisa menjamin kapan ini ditemukan," kata Tito dikutip dari akun Youtube Kemendagri RI pada Ahad, 19 Juli 2020.

Mantan Kepala Polri ini mengatakan saat ini memang ada kabar baik ihwal vaksin buatan Sinovac, perusahaan biofarmasi dari Cina yang sudah hampir rampung. Indonesia melalui PT Bio Farma pun telah bekerja sama dengan Sinovac.

Advertising
Advertising

Namun, vaksin Sinovac tersebut masih harus menjalani tahap uji klinis massal. Jika berhasil barulah vaksin Covid-19 bisa diproduksi massal. Dengan perkiraan uji klinis massal selesai akhir tahun ini, artinya awal tahun depan akan ada produksi massal.

"Kita berdoa mudah-mudahan yang menemukan vaksin paling awal, Sinovac, cocok dengan virus Covid-19 yang ada di kita (Indonesia)," ujar Tito. "mengingat ada perbedaan sekuens antara virus-virus SARS-CoV-2 yang ditemukan di Cina, Amerika, dan Eropa."

Tito menyebut masalah belum selesai ketika vaksin ditemukan. Vaksin tersebut masih harus diproduksi secara massal hingga cukup untuk memvaksinasi dua pertiga penduduk. Artinya, Indonesia memerlukan setidaknya sekitar 170 juta vaksin.

Kemudian, vaksin tersebut masih harus didistribusikan ke berbagai daerah. Terakhir, eksekusi vaksinasi pun memerlukan tenaga kesehatan. Sedangkan rasio tenaga kesehatan di Indonesia amat kecil jika dibandingkan jumlah penduduk.

Skenario kedua yang disampaikan Tito adalah herd immunity. Artinya, semua orang dibiarkan tertular. Yang kuat kekebalan tubuhnya akan bertahan, sedangkan yang tak kuat akan sakit. Ia menyebut ini terjadi dalam pandemi Black Death pada abad ke-14.

Ketika itu, kata Tito, 70-100 juta populasi Eropa dan Asia Tengah meninggal akibat bakteri yang terdapat di urine tikus. "Dibiarkan enggak ada obatnya, yang survive ya survive, yang enggak kuat wafat," ujar Tito.

Herd immunity lainnya, kata Tito, terjadi dalam wabah Spanish Flu pada 1917-1920. Pageblug ini mengakibatkan 50 juta lebih manusia meninggal.

Adapun skenario ketiga menurut Tito ialah melemahnya virus dari waktu ke waktu akibat mutasi. Kata dia, contohnya virus influenza. Tito mengatakan skenario inilah yang terbaik jika bisa terjadi.

"Influenza sampai hari ini masih ada, tapi bukan menakutkan betul," ucap dia.

Tito menyampaikan hal ini untuk menjelaskan mengapa Pilkada 2020 serentak tetap digelar pada tahun ini. Selain belum ada kejelasan kapan pandemi berakhir, Tito mengatakan pemerintah Indonesia juga mencermati negara-negara lain di dunia yang tetap menggelar pemilu, serta mempertimbangkan dampak pelambatan ekonomi.

Berita terkait

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

1 hari lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

1 hari lalu

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

Tito Karnavian mengingatkan KPU tentang potensi pidana jika terjadi kebocoran data pemilih Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

2 hari lalu

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

Mendagri mengingatkan agar KPU melindungi keamanan data pemilih untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

2 hari lalu

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

Mendagri Tito Karnavian mengatakan sebelumnya memang ada wacana yang muncul untuk mempercepat pelaksanaan Pilkada.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya