Siswa mengikuti mata pelajaran praktik kejuruan saat pelaksanaan persiapan era new normal di SMK Jayawisata 2, Jakarta, Rabu 24 Juni 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Sigi lembaga Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC menunjukkan 81 persen masyarakat sudah tahu Indonesia dalam tahap kehidupan new normal atau normal baru.
Mayoritas dari mereka, 80 persen, pun setuju pemerintah memulai kebijakan transisi menuju Kehidupan Normal Baru atau new normal walau penularan Covid-19 belum menurun.
Adapun responden yang tidak setuju sebanyak 15 persen.
"Warga Indonesia yang mengetahui adanya kebijakan Normal Baru mencapai 81 persen dari keseluruhan warga Indonesia," ucap Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando dalam keterangan tertulis hari ini, Kamis, 25 Juni 2020.
Ade Armando menerangkan 92 persen dari mereka setuju dengan kebijakan pemerintah yang melonggarkan aturan bekerja di luar rumah.
Sebanyak 93 persen respon pun setuju dengan kebijakan pemerintah yang telah melonggarkan aturan penggunaan tempat ibadah dan 90 persen setuju dengan pelonggaran penggunaan transportasi umum.
Survei SMRC melalui wawancara via telepon pada 1.978 responden di seluruh Indonesia pada 18-20 Juni 2020. Margin of error survei ini 2,2 persen.
Ade menuturkan dukungan terhadap kebijakan new normal terlihat di seluruh daerah. Persentase tertinggi warga yang mendukung pemberlakukan normal baru saat ini adalah DKI Jakarta dengan 91 persen, sedangkan yang terendah adalah Bali dan Nusa Tenggara (67 persen).
Dukungan terhadap new normal lebih banyak disuarakan responden yang bekerja di sektor informal, berlatarbelakang pendidikan lebih rendah, dan berpendapatan lebih rendah.
Ade lantas merinci, yang berharap new normal diberlakukan saat ini adalah kalangan warga yang berpendidikan SD (83 persen), berpendapatan kurang dari 1 juta (83 persen), berprofesi sopir/ojek (90 persen), pedagang warung/kaki lima (85 persen), serta buruh/pembantu/satpam/tidak tetap (84 persen).
Adapun responden berpendidikan perguruan tinggi yang setuju 68 persen, berpendapatan di atas Rp 4 juta (74 persen), dan berprofesi pegawai/dosen/guru/profesional (76 persen).
Menurut Ade, dukungan new normal diberlakukan saat ini mayoritas datang dari kelompok masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional ke depan lebih buruk (85 persen).
"Sebanyak 78 persen warga yang menilai kondisi ekonomi Indonesia lebih baik yang mendukung pemberlakuan normal baru," ucap Ade.