TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR Komisi X asal Partai Gerindra Ali Zamroni menilai panduan pembelajaran selama wabah Covid-19 di zona hijau perlu ditinjau kembali.
"Sebaiknya dilakukan penundaan kegiatan belajar mengajar di sekolah apabila saat ini hanya ada 6 persen saja sekolah yang berada di zona hijau," kata Ali dalam keterangan tertulis, Rabu 17 Juni 2020.
Menurut Ali dari panduan pembelajaran tatap muka dari Kemendikbud hanya untuk zona hijau Covid-19 yang hanya 6 persen dari yotal jumlah kabupaten/kota atau sekitar 85 kabupaten/kota. Sedangkan sekitar 94 persen sisanya masih harus belajar dari rumah.
Ali menilai kebijakan tersebut akan membuat masyarakat gusar dan bertanya mengenai jaminan keamanan jangka panjang bagi siswa dan guru dalam pembelajaran tatap muka.
Ali pun berpendapat masih banyak yang harus diatur secara rinci apabila pembelajaran tatap muka akan dilakukan, di antaranya koordinasi dan sosialisasi Kemendikbud kepada pemerintah daerah di zona hijau.
"Apakah sudah maksimal? Jangan sampai kebijakan itu membuat situasi panik atas ketidaksiapan orang tua murid."
Dia meminta 94 persen kabupaten/kota di zona kuning, oranye, dan merah harus juga diperhatikan. Penundaan pembelajaran tatap muka untuk semua wilayah juga dengan catatan Kemendikbud harus mengkaji sistem pembelajaran daring yang sudah berjalan selama ini.
"Jika memang belum siap sebaiknya ditunda sampai akhir 2020," ucap Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten 2014-2019 tersebut.
Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain
9 jam lalu
Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, bicara mengenai peluang pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri dan PKS. Apa katanya?
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
1 hari lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.