Partai Kecil Usulkan Fractional Threshold dalam UU Pemilu

Kamis, 11 Juni 2020 10:03 WIB

Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni menunjukkan sejumlah indikator penilaian seleksi bakal calon legislatif dari PSI, di kantor DPP PSI, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Ahad, 5 November 2017. TEMPO/Putri.

TEMPO.CO, Jakarta - Partai-partai nonparlemen menolak rencana kenaikan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) menjadi 5-7 persen melalui revisi UU Pemilu.

Mereka justru mengusulkan ambang batas pembentukan fraksi atau fractional threshold dalam UU Pemilu yang baru untuk aturan main Pemilu 2024.

"Solusi yang paling fair adalah pemberlakuan fraction threshold," kata Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni kepada Tempo, Rabu, 10 Mei 2020.

Antoni menjelaskan seluruh kader partai yang mendapatkan kursi DPR harus mendapatkan haknya. Mereka harus bergabung dengan partai lain dalam di dalam DPR jika jumlahnya tak bisa mencukupi untuk membentuk fraksi sendiri.

Dia mencontohkan, partai-partai di DPR bisa bergabung untuk mencapai akumulasi 10-15 persen perolehan suara.

Menurut Antoni, dengan mekanisme itu suara rakyat (pemilih) terwakili di DPR.

"Juga akan terjadi pengelompokan ideologis partai di DPR serta akan lebih efektif dalam pengambilan keputusan," ucap Antoni.

Adapun Sekjen Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Ahmad Rofiq mengatakan fractional threshold pernah diberlakukan di Pemilu 1999. Fractional threshold lebih mengutamakan demokrasi yang sesungguhnya ketimbang PT.

Pada Pemilu 1999, PT didasarkan pada proporsional dan suara terbanyak di daerah tingkat II.

Dengan PT 4 persen pada Pemilu 2019, Rofiq melanjutkan, sekitar 13,5 juta suara sah hangus. Sebanyak 13,5 juta suara itu adalah gabungan suara pemilih partai-partai yang tak lolos PT, seperti PSI dan Perindo.

"Lebih tinggi dari suara NasDem dan PKB," ujar Rofiq.

Sejumlah partai besar mengusulkan kenaikan PT. Partai Golkar dan Partai NasDem ingin PT untuk DPR naik menjadi 7 persen dalam UU Pemilu yang baru. Sedangkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa mengusulkan PT 5 persen.

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

1 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

2 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

5 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

7 hari lalu

Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) masih menyisakan pekerjaan rumah bagi parlemen dan pemerintah yang akan datang

Baca Selengkapnya

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

8 hari lalu

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

8 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

8 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

8 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

9 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya