Veronica Koman Sebut Ada Relevansi Black Lives Matter dan Papua

Minggu, 7 Juni 2020 03:49 WIB

Veronica Koman. SBS

TEMPO.CO, Jakarta - Pegiat HAM dan aktivis isu Papua, Veronica Koman menilai aksi Black Lives Matter yang terjadi di sejumlah negara saat ini relevan dengan persoalan Papua di Indonesia. Black Lives Matter merupakan protes atas meninggalnya pria kulit hitam Amerika Serikat, George Floyd yang lehernya ditindih lutut polisi Minneapolis Derek Chauvin.

"Black lives matter sangat berkaitan. Ini merupakan kebangkitan di mana-mana," kata Veronica dalam diskusi bertajuk '#PapuanLivesMatter: Rasisme Hukum di Papua' yang tayang di akun Youtube BEM UI, Sabtu malam, 6 Juni 2020.

Veronica mengatakan, aksi membela hak-hak warga kulit hitam kini bukan hanya terjadi di Amerika. Gerakan ini sudah meluas ke negara di benua-benua lain, seperti Eropa dan Australia.

Di Australia, kata Veronica yang juga bermukim di sana, aksi itu diadopsi menjadi Aborigin Lives Matter. Menurut dia, aksi Sabtu kemarin di Sidney memecahkan rekor jumlah massa aksi terkait hak-hak Aborigin yang terbanyak sepanjang sejarah.

"Di Sidney ada 60 ribu orang. Di Palestina juga ada Palestinian Lives Matter," kata Veronica.

Advertising
Advertising

Veronica mengatakan, sudah semestinya masyarakat Indonesia turut menyuarakan permasalahan rasisme terhadap warga Papua. Ia menyebut, warga negara yang baik justru harus menyuarakan hal tersebut.

Saat ini, tujuh pemuda Papua tengah didakwa dengan pasal makar dan diancam penjara 5-17 tahun. Padahal, menurut Veronica, mereka hanya terlibat aksi antirasisme di Jayapura, yang merupakan buntut dari insiden rasisme di asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada Agustus 2019.

Pengacara HAM Papua, Gustaf Kawer mengatakan, situasi yang terjadi di Amerika saat ini penting untuk melihat situasi Papua hari ini. Menurut dia, persoalan di Papua adalah perulangan dari peristiwa sebelum-sebelumnya, yang memuncak pada 16 Agustus tahun lalu.

Gustaf mengatakan, jika pemerintah serius, seharusnya insiden rasisme pada 16 Agustus 2019 itu diproses hukum. Namun karena tak ada tindakan tersebut, terjadilah aksi di Papua pada 19 dan 29 Agustus 2019.

"Aksi ini menentang rasisme, kemudian respons negara menangkap dengan pasal makar," kata Gustaf dalam diskusi yang sama.

Sayang Mandabayan, salah satu orang Papua yang pernah dipenjara karena aksi antirasisme tersebut, mengatakan pemerintah seharusnya belajar dari kasus George Floyd di Amerika Serikat. Menurut dia, polisi di Amerika berani meminta maaf atas kejadian yang menimpa pria 46 tahun itu.

"NKRI harus belajar dari apa yang terjadi di Amerika Serikat hari ini," ujar Sayang.

Sayang termasuk salah satu yang ditangkap terkait aksi antirasisme pada tahun lalu. Dia ditangkap di Bandara Rendani Manokwari lantaran kedapatan membawa 1.500 bendera bintang kejora berukuran kecil pada 3 Septermber 2020.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

51 menit lalu

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

Menurut jubir TPNPB-OPM, banyak sekolah di pedalaman Papua dijadikan sebagai pos militer TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

6 jam lalu

TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

TPNPB-OPM menyampaikan alasan membakar gedung sekolah saat menyerang aparat militer di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

7 jam lalu

TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia membuka akses bagi lembaga-lembaga HAM nasional maupun internasional ke Papua.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Bantah Bunuh Warga Sipil Alexsander Parapak di Intan Jaya: Dia Mata-mata Tentara

10 jam lalu

TPNPB-OPM Bantah Bunuh Warga Sipil Alexsander Parapak di Intan Jaya: Dia Mata-mata Tentara

TPNPB-OPM menyatakan sudah meminta warga sipil untuk meninggalkan 8 daerah yang mereka sebut sebagai wilayah perang.

Baca Selengkapnya

TPNPB Nyatakan 8 Daerah di Papua Ini Wilayah Perang, Minta Masyarakat Pergi

23 jam lalu

TPNPB Nyatakan 8 Daerah di Papua Ini Wilayah Perang, Minta Masyarakat Pergi

Terbaru, TPNPB menyerang Polsek Homeyo dan pos Komando Rayon Militer 1705-05/Homeyo dan membakar sekolah di Distrik Homeyo, Intan Jaya

Baca Selengkapnya

Polda Papua Usut Pembakaran 2 Ekskavator dan 2 Truk oleh Orang Tak Dikenal di Yapen

1 hari lalu

Polda Papua Usut Pembakaran 2 Ekskavator dan 2 Truk oleh Orang Tak Dikenal di Yapen

Polisi telah melakukan olah TKP di lokasi pembakaran 2 truk dan 2 ekskavator milik PT Simon di Kepulauan Yapen Papua.

Baca Selengkapnya

Polda Papua Minta KKB Tak Berbaur di Tengah Masyarakat, Siapkan Lapangan untuk Baku Tembak

1 hari lalu

Polda Papua Minta KKB Tak Berbaur di Tengah Masyarakat, Siapkan Lapangan untuk Baku Tembak

Polda Papua dan juga TNI selama ini kesulitan membedakan mana pasukan KKB atau TPNPB-OPM dan mana warga sipil.

Baca Selengkapnya

TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

1 hari lalu

TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

Polri menyatakan tetap akan memakai penyebutan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap kelompok yang mengupayakan kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

1 hari lalu

Berkas Perkara Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

Polres Nduga, Papua, melimpahkan berkas perkara Epson Nirigi, anggota TPNPB pimpinan Egianus Kogeya yang bertugas menyuplai senjata

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

1 hari lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya