PGRI Minta Pemerintah Buat Standar Acuan Sekolah di Masa Pandemi

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Amirullah

Rabu, 3 Juni 2020 09:43 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (tengah) didampingi istri Franka Franklin (kanan) dan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rosyidi (kiri) memakai jaket PGRI saat acara puncak peringatan HUT ke-74 PGRI di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 30 November 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan pemerintah harus membuat standar acuan bagi pelaksanaan sekolah di masa pandemi. Kondisi yang memaksa kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring ini, kata dia, perlu lebih diatur agar tak keluar dari jalur utama pendidikan.

"Pemerintah harus membuat standar pembelajaran pada masa pandemi. Kenapa, karena beda dengan standar pembelajar pada masa normal, termasuk assesment-nya," ujar Unifah saat dihubungi Tempo, Selasa, 2 Juni 2020.

Unifah mengatakan PGRI membuat survei yang melibatkan 61 ribu responden pada akhir Mei 2020 lalu. Responden berasal dari mulai guru, siswa, juga orang tua murid. Dari pertanyaan tentang apa keinginan mereka terhadap pelaksanakaan aktivitas belajar mengajar, hasilnya antara ketiga unsur tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda.

Dari sisi orang tua siswa, Unifah mengatakan sekitar 85 persen di antaranya tak ingin sekolah dibuka dulu. Mereka khawatir anaknya terpapar saat berangkat sekolah. Adapun dari sisi siswa, 65 persen justru ingin sekolah tatap muka kembali dimulai.

Hasil lebih seimbang muncul di sisi para guru. Sebanyak 57 persen menyatakan siap jika sekolah kembali dibuka, sedangkan 43 persen justru tak yakin pembukaan sekolah akan menjamin keselamatan murid.

Advertising
Advertising

"Mereka terbelah antara tugas dan tanggung jawab, kerinduan mengajar. Tapi di sisi lain sebagai orang tua memahami, sehingga pendapatnya terbelah," kata Unifah.

Atas dasar itu, Unifah menilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu untuk mengajak para ahli mendiskusikan bagaimana pembelajaran di rumah yang berkualitas. Ia mengatakan hal ini tak bisa diserahkan sepenuhnya kepada metode tiap guru, karena akan sangat riskan perbedaan persepsi dari masing-masing pengajar.

"Jadi kontennya, konsepnya, delievery-nya, itu harus part and parcel, jadi satu. Untuk menjadi guidance. Kalau enggak ada, kita bisa terlalu lepas," kata Unifah.

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

5 hari lalu

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

PGRI mengingatkan bahwa pemerintahan baru di bawah Prabowo jangan dengan mudah mengubah kurikulum pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kebelet Wujudkan Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Pemerintahan Jokowi Usulkan Gunakan Dana BOS

58 hari lalu

Kebelet Wujudkan Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Pemerintahan Jokowi Usulkan Gunakan Dana BOS

Program makan siang gratis Prabowo-Gibran menjadi polemik karena akan gunakan dana BOS untuk pembiayaannya. Apa kata Faisal Basri dan PGRI?

Baca Selengkapnya

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

4 Maret 2024

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

PGRI menilai, tidak ada yang perlu dipersoalkan mengenai pembiayaan program makan siang dan susu gratis yang menggunakan dana BOS.

Baca Selengkapnya

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

4 Maret 2024

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

Presiden Joko Widodo menunjukkan perhatiannya atas perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah.

Baca Selengkapnya

PGRI: Sekolah Harus Terapkan Mekanisme Terbuka dalam Kasus Perundungan

3 Maret 2024

PGRI: Sekolah Harus Terapkan Mekanisme Terbuka dalam Kasus Perundungan

Jokowi juga sempat menyinggung kasus perundungan di sekolah dan meminta sekolah tidak menutup-nutupi kasus perundungan.

Baca Selengkapnya

Cerita Jokowi Tak Bisa Tolak Undangan Kongres PGRI

2 Maret 2024

Cerita Jokowi Tak Bisa Tolak Undangan Kongres PGRI

Demi menghadiri acara PGRI, Jokowi mengaku menggeser jadwal membuka Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Palembang.

Baca Selengkapnya

PGRI Minta Pemerintah Selesaikan Masalah Guru Honorer secara Komprehensif

2 Maret 2024

PGRI Minta Pemerintah Selesaikan Masalah Guru Honorer secara Komprehensif

Ketua Umum PGRI, nUnifah Rosyidi mengatakan permintaan itu merupakan salah satu rekomendasi guru honorer yang disampaikan kepada Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

TPN Ganjar-Mahfud Laporkan 3 Kasus ASN Diduga Dukung Prabowo-Gibran ke Bawaslu

16 Januari 2024

TPN Ganjar-Mahfud Laporkan 3 Kasus ASN Diduga Dukung Prabowo-Gibran ke Bawaslu

Tiga kasus yang dilaporkan TPN Ganjar-Mahfud berupa dugaan ASN mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Balon Udara Meledak saat Perayaan Hari Guru di Bekasi, Apa Isinya?

28 November 2023

Balon Udara Meledak saat Perayaan Hari Guru di Bekasi, Apa Isinya?

Ada tiga jenis gas yang digunakan untuk balon udara, yakni Heliumpower (He), Hidrogen (H2), dan Karbon Dioksida (CO2).

Baca Selengkapnya