Petugas BTKL PP Batam mengoperasikan alat PCR untuk memeriksa swab pasien yang dikhawatirkan terpapar virus corona COVID-19. Alat itu bantuan yang diterima dari Pemerintah Singapura. (ANTARA/HO/Dok BTKL PP Batam)
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan Indonesia tengah mencoba memproduksi piranti tes Covid-19, yakni reagen polymerase chain reaction (PCR).
Menurut dia, produksi PCR Covid-19 itu untuk memembuhi kebutuhan reagen untuk tes yang lebih masif. Saat ini Indonesia masih mengandalkan reagen PCR impor, termasuk 50 ribu reagen PCR dari Korea Selatan yang tiba beberapa hari lalu.
"Saat ini sudah dalam tahap uji coba produksi pertama," kata Wiku dalam press briefing hari ini, Kamis, 23 April 2020.
Dia menerangkan produksi sendiri reagen PCR dilakukan oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi atau Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan universitas.
Tes Covid-19 menggunakan reagen PCR ditargetkan dilakukan 10 ribu per hari untuk mempercepat pemeriksaan spesimen Covid-19. Selain dari Korea Selatan, pemerintah juga lebih dahulu mendatangkan 150 ribu PCR.
Kementerian BUMN mengimpor alat uji PCR dari Roche, Swiss. Instrumen itu berupa dua mesin automatic RNA dan 18 unit light cycle detector PCR.
Satu automatic RNA dapat memeriksa 1.000 spesimen per hari. Sedangkan satu light detector dapat mengetes 500 spesimen per hari.
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
15 hari lalu
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa