Tenaga Medis Jawa Timur Diminta Pakai APD Tangani Pasien Apapun

Reporter

Antara

Jumat, 17 April 2020 14:36 WIB

Ilustrasi alat perlindungan diri (APD). REUTERS

TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengingatkan seluruh petugas kesehatan selalu bersiaga dengan mengenakan alat pelindung diri atau APD sesuai standar dalam menangani semua pasien, apapun jenis penyakitnya. "Ini agar tenaga kesehatan lebih terlindungi dan kesehatannya terjamin, terutama dari COVID-19," kata Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi ketika dikonfirmasi di Surabaya, Jumat, 17 April 2020.

Menurut dia, para petugas kesehatan yang terpapar COVID-19 mayoritas tidak tertular dari pasien COVID-19, tapi dari pasien yang sedang berobat karena penyakit lain. Dia mencontohkan seorang koordinator perawat salah satu rumah sakit di Kota Surabaya yang meninggal dunia.

Koordinator perawat, kata Joni, sangat jarang melakukan kontak langsung dengan pasien. “Artinya, bisa jadi penularannya dari orang tanpa gejala (OTG) di rumah sakit tempatnya bekerja."

Di negara-negara lain, kata dia, kasus petugas kesehatan tertular COVID-19 memang banyak berasal dari kontak pasien yang sedang berobat untuk penyakit lain. Semua harus selalu waspada terhadap penularan COVID-19 dari orang-orang yang berstatus OTG. “Saat terjadi pandemi seperti sekarang ini tidak ada yang namanya pasien emergency."

Pemprov Jawa Timur mencatat, hingga Kamis, 16 April 2020, sebanyak 46 tenaga kesehatannya tertular COVID-19.

Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim Kohar Hari Santoso merinci, petugas kesehatan yang tertular COVID-19 terdiri dari 16 dokter, 27 perawat, dua orang petugas laboratorium dan seorang apoteker. "Kami juga turut berduka karena seorang di antaranya meninggal dunia," kata Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RS Saiful Anwar Malang itu.

Kabar baiknya, lanjut dia, 19 petugas kesehatan telah sembuh dan sisanya, sebanyak 26 orang masih dirawat.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim Nursalam meminta pemerintah bersedia memberikan pemeriksaan COVID-19 melalui rapid test atau swab pada setiap perawat, baik yang merawat pasien maupun petugas administratif.

Perawat yang terpapar itu bukan hanya saat merawat pasien, bisa jadi dia terpapar saat registrasi pasien atau saat memberikan penyuluhan. “Saat tidak merawat pasien biasanya APD tidak lengkap," kata Nursalam.

Ia berharap perawat dapat diedukasi untuk memakai APD berstandar, minimal masker yang digunakan adalah masker N95. "Selama ini perawat minim memakai APD, padahal perawat juga tidak tahu pasien yang ditemui positif COVID-19 atau tidak."

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

4 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

10 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya