Alasan BMKG Pakai Jurnal Belum Peer Review Soal Corona dan Iklim

Minggu, 5 April 2020 14:02 WIB

Seorang personil Palang Merah Indonesia, mengenakan pakaian pelindung, menyemprotkan disinfektan di sepanjang jalan di daerah pemukiman padat penduduk rumah susun, di tengah penyebaran wabah Virus Corona di Jakarta, 4 April 2020. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika merilis kajian berjudul "Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Pandemi Covid-19". Salah satu temuannya, BMKG menyebut virus Corona tidak cocok dengan iklim tropis yang memiliki suhu dan kelembaban tinggi.

Dalam rilis tersebut BMKG mengutip sejumlah penelitian. Namun, di antara literatur tersebut ada yang belum berstatus final (peer-reviewed) seperti penelitian dari Miguel B. Araujo dan Babak Naimi serta Dong Chen Jr dan kawan-kawan. Hal ini bisa diketahui dari laman medrxiv.org.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan alasan pihaknya menggunakan sejumlah literatur ilmiah yang belum final (peer-reviewed) saat menganalisis hubungan antara kondisi iklim Indonesia dan penyebaran virus Corona.

Dwikorita beralasan pandemi Corona ini baru dimulai dan belum berakhir. "Maka tentu saja belum ada literatur yang peer reviewed. Karena peer review process itu biasanya memakan waktu lama, beberapa bulan dan bahkan tahun," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad, 5 April 2020.

Adapun analisis yang dilakukan BMKG, menurut Dwikorita, didasari oleh temuan yang tersedia. Meski kajian yang BMKG gunakan belum final, namun dalam ranah sains hal itu bisa direvisi dan suatu kondisi yang lumrah. "Harapannya ini dapat digunakan sebagai kontribusi dalam menentukan arah kebijakan pemerintah," katanya.

Dwikorita menjelaskan tujuan literatur-literatur ini untuk menyumbang pemikiran atau hasil riset yang belum selesai. "Meskipun literatur-literatur ini analisisnya parsial, barangkali ini yang memang mungkin dilakukan dalam waktu yang singkat ini, untuk mendapatkan respon saintifik dari komunitas saintifik at large dan menyumbang pemikiran dalam moment atau urgensi yang tidak biasa ini," ucap dia.

Sebagai perbandingan, kata Dwikorita, kesimpulan yang BMKG tulis terkait hubungan iklim tropis dengan virus Corona selaras dengan penelitian dari Eriko Kudo dkk yang sudah final atau peer-reviewed dengan judul: "Low ambient humidity impairs barrier function and innate resistance against influenza infection".

Berita terkait

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

29 menit lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

2 jam lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

18 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

21 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

1 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

1 hari lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

1 hari lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

1 hari lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya