Wabah Corona, Ribuan Kru Bus di Yogya Dirumahkan

Selasa, 31 Maret 2020 09:53 WIB

Terminal bus AKAP Kampung Rambutan pada H-20 Lebaran 2019 masih lengang, Senin 13 Mei 2019. Di musim mudik lebaran tahun ini, Dinas Perhubungan DKI telah menyiapkan puluhan petugas. TEMPO/M. Halwi (Magang)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY menyebut ada sekitar 3000-an kru bus antar kota dan bus pariwisata yang harus dirumahkan sementara menyusul berhenti beroperasinya sejumlah perusahaan otobus (PO) di DIY per Senin ini, 30 Maret 2020 akibat wabah Corona.

Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY Adi Didit Prasetyo menuturkan penghentian operasional bus hingga setidaknya sampai 6 April atau bisa lebih lama ini akibat berbagai pertimbangan, khususnya karena makin mewabahnya virus Corona. "Okupansi penumpang sudah turun sampai 90 persen," ujarnya saat dihubungi Senin, 30 Maret 2020.

Didit merinci anjloknya penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) mulai dirasakan sepanjang Maret ini. Sedangkan bus Pariwisata sudah mulai sejak akhir Februari lalu atau pasca munculnya himbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang meminta studi wisata atau studi tour sementara dilarang seiring santernya isu wabah Corona.

Adapun 3000-an karyawan itu berasal dari hampir 1000-an armada dari seluruh PO yang bermarkas di Yogya. Di DIY, ada sekitar 27 PO yang mengoperasikan 581 unit armada bus pariwisata. Selain itu, ada 10 PO mengoperasikan lebih dari 300-an armada.

"Setiap armada bus AKAP biasanya mempekerjakan dua karyawan sedangkan tiap bus pariwisata minimal tiga orang," kata Didit.

Advertising
Advertising

Didit menuturkan berhenti beroperasinya bus juga untuk memberi dukungan pemerintah dalam memutus mata rantai sebaran Covid-19, terutama terkait imbauan larangan mudik yang digencarkan pemerintah pusat maupun daerah belakangan ini.

Untuk karyawan yang dirumahkan, Didit mengatakan setiap PO bus dibebaskan memberi insentif pengganti. Misalnya di perusahaannya, PO Maju Lancar, yang memiliki 75 armada itu, para karyawan diberi insentif bahan makanan pokok.

"Kalau karyawan dari perusahaan lain tergantung kekuatan finansial masing-masing perusahaan,” kata Didit.

Organda sendiri mendorong pemerintah bisa turut membantu jaring sosial pengaman bagi para karyawan yang dirumahkan itu. Misalnya melalui bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) juga keringanan kelonggaran angsuran atau kredit yang harus ditanggung PO bus yang kehilangan pemasukan akibat berhenti beroperasi.

Berita terkait

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

6 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Tunggal, Bus Pariwisata Terguling di Bantul Sebabkan Sejumlah Penumpang Luka

12 hari lalu

Kecelakaan Tunggal, Bus Pariwisata Terguling di Bantul Sebabkan Sejumlah Penumpang Luka

Bus pariwisata itu melaju dari arah Pantai Baron, Gunungkidul, menuju Bantul lewat jalur Siluk Imogiri yang dikenal cukup curam dengan jalan berkelok.

Baca Selengkapnya

Mengapa Turun dari Bus Harus Kaki Kiri Dulu?

12 hari lalu

Mengapa Turun dari Bus Harus Kaki Kiri Dulu?

Turun dari bus menggunakan kaki kiri memiliki beberapa alasan, khususnya alasan-alasan yang berkaitan dengan keselamatan penumpang.

Baca Selengkapnya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Peta Online, Ini Alasannya

13 hari lalu

Barcelona Hapus Rute Bus dari Peta Online, Ini Alasannya

Selama bertahun-tahun, penduduk lingkungan La Salut di Barcelona harus berebut bus dengan banyak wisatawan.

Baca Selengkapnya

Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

15 hari lalu

Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

Temuan sementara kepolisian, komponen yang pertama kali terbakar dari bus itu diduga di bagian mesin.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

17 hari lalu

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.

Baca Selengkapnya

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

17 hari lalu

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.

Baca Selengkapnya

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

18 hari lalu

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara serta jajaran eselon I Kemenkeu.

Baca Selengkapnya

7 Korban Tewas dalam Kecelakaan Bus Rosalia Indah di Tol Batang-Semarang, Begini Pernyataan Manajemen

21 hari lalu

7 Korban Tewas dalam Kecelakaan Bus Rosalia Indah di Tol Batang-Semarang, Begini Pernyataan Manajemen

Manajemen PT Rosalia Indah Transport angkat bicara perihal kejadian kecelakaan tunggal salah satu armadanya di KM 370 ruas Tol Batang-Semarang pada Kamis, 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

21 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya