Saran Dokter Penyakit Dalam untuk Memutus Penularan Virus Corona

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Jumat, 27 Maret 2020 22:37 WIB

Pengunjung duduk di ruang tunggu pasien IGD di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso yang merupakan rumah sakit rujukan Covid-19, di Jakarta, 24 Maret 2020. Rumah sakit ini juga telah menambah kapasitas ruang isolasi untuk pasien Corona, dari semula hanya 11 pasien kini menjadi 30 pasien. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) memberikan rekomendasi untuk memutuskan rantai inang virus corona untuk mencegah penularan penyakit infeksi.

Sekretaris Jenderal PAPDI Eka Ginanjar menjelaskan, pemutusan rantai penyebaran virus Corona ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya lockdown. “Paling ekstrim lockdown total atau menurut UU Nomor 6 Tahun 2018 Karantina Wilayah,” kata Eka kepada Tempo, Kamis, 27 Maret 2020.

Eka mengatakan, selain lockdown, bisa juga melakukan pembatasan pergerakan seperti yang dilakukan Malaysia. “Tapi perlu ada peningkatan eskalasi dari hanya imbauan untuk social atau physical distancing,” katanya.

Menurut Eka, kebijakan ini perlu dikaji risikonya tiap daerah terhadap penyebaran Covid-19. Sebab, pemberlakukannya mungkin akan berbeda-beda. Di daerah dengan kasus Covid-19 yang masih sedikit, kata Eka, memungkinkan untuk tracing, kemudian dilakukan clustering. “Intinya harus dilihat kerentanan untuk penyebaran.”

Dalam kajian PAPDI, Covid-19 merupakan penyakit baru yang belum dipahami sifat-sifatnya, tetapi sudah tersebar di 196 negara di dunia, dan masih terus diteliti pencegahan dan pengobatannya. Covid-19 memiliki perjalanan penyakit yang cepat dan sangat mudah menular melalui droplet, kontak, dan dapat bertahan di permukaan benda cukup lama.

Advertising
Advertising

Dalam waktu 1 pekan, pasien Covid-19 dapat jatuh ke dalam kondisi perburukan, membutuhkan ventilator dan ruang insentif, hingga meninggal dunia. Laju kematian global yang mencapai sebesar 4,3 persen, sebagian besarnya mengenai kelompok usia lanjut 8-15 persen dan pasien dengan penyakit penyerta, seperti kardiovaskular, diabetes, penyakit paru kronis, hipertensi, kanker, dan autoimun.

Di Indonesia, berdasarkan kajian PAPDI, angka laju kematian karena Covid-19 mencapai 7-9 persen dan menjadi salah satu negara dengan angka kematian tertinggi di dunia. Pada kenyataannya, Covid-19 bisa berakibat fatal pada usia produktif. Di AS, Kanada, dan Eropa, 60 persen pasien Covid-19 berada di kelompok usia produktif. Kelompok usia ini juga tidak terlepas dari risiko kemungkinan perburukan, yaitu ARDS atau Acute Respiratory Distress Syndrome.

Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia dan jumlah usia produktif sebanyak 64 persen serta lansia 9,6 persen, ditambah banyaknya penyakit penyerta, menjadikan populasi ini berisiko terkena infeksi melalui Herd Immunity akan berjumlah fantastis.

Herd Immunity artinya membiarkan imunitas alami tubuh hingga terbentuk daya tahan terhadap virus dan penyebaran virus diharapkan reda dengan sendirinya.

Menurut PAPDI, jika rantai penyebaran Covid-19 ini tak segera diputus, dampaknya adalah peningkatan jumlah kematian. Kematian massal ini bisa terjadi di kelompok usia produktif, sehingga mengakibatkan hilangnya sebuah generasi.

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

51 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

52 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

57 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

58 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

7 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

Malaysia mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, Covid-19 di Malaysia naik hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Klaim RI Masuk 5 Negara yang Sukses Tangani Corona dan Pulihkan Ekonomi

8 Oktober 2023

Jokowi Klaim RI Masuk 5 Negara yang Sukses Tangani Corona dan Pulihkan Ekonomi

Presiden Jokowi, mengatakan Indonesia dinilai sebagai satu di antara lima negara di dunia yang berhasil menangani virus corona dan pulihkan ekonomi

Baca Selengkapnya