Begini Cara Pemerintah Petakan Pasien Suspect Virus Corona

Reporter

Dewi Nurita

Sabtu, 7 Maret 2020 11:23 WIB

Petugas keamanan berjaga di depan ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta, Senin, 27 Januari 2020. RSPI itu menyiapkan 11 kamar ruang isolasi ketat untuk mengantisipasi pasien 'suspect' virus corona. Sementara itu, Kementerian Kesehatan menunjuk sedikitnya 100 rumah sakit se-Indonesia untuk siaga terhadap penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China itu. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Dua pasien baru positif virus Corona kembali diumumkan pada Jumat, 6 Maret kemarin. Dengan begitu, sudah ada empat pasien positif COVID-19 di Indonesia.

Dua kasus pertama diketahui saat pasien mengalami gejala awal demam, batuk, dan pilek setelah melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang positif terjangkit Corona di lantai dansa di Jakarta. Dua pasien yang disebut kasus 1 dan 2 ini merupakan anak dan ibu.

Lalu bagaimana pemerintah melacak dua pasien baru dan pasien lainnya yang kemungkinan juga tertular?

Juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto mengatakan Dinas Kesehatan DKI Jakarta mulanya membagi sejumlah kasus dalam klaster-klaster. Kasus dua pasien positif pertama disebut klaster Jakarta. Dinas Kesehatan bersama BIN dan Polri kemudian melakukan contact tracing atau penelusuran kontak dari kasus 1 dan 2 COVID-19.

Tim menemukan 80 orang yang melakukan kontak dengan kasus 1 di lantai dansa. Sebanyak 80 orang ini gabungan dari tamu, pegawai, hingga tukang parkir di tempat dansa yang memungkinkan terjadi kontak dengan pasien positif COVID-19.

Dari 80 orang tersebut, kemudian dikecilkan menjadi 20 orang berdasarkan kedekatan kontak. Setelah dilakukan pendalaman, ternyata dari 20 orang ini bisa dikerucutkan lagi menjadi 7 orangsuspect. Dan 7 orang suspect ini kemudian dibawa ke RS Sulianti Saroso untuk diisolasi dan diuji laboratorium.

"Setelah diperiksa, dari 7 orang ini, kami temukan 2 orang confirmed positif, yang kami sebut sebagai kasus nomor 3 dan 4," ujar Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta pada Jumat, 6 Maret 2020.

Yurianto menjelaskan, dua pasien ini diduga tertular virus Corona dari kasus pertama. Kasus pertama adalag warga Depok yang tertular dari warga negara Jepang dari lantai dansa. "Mereka diduga melakukan kontak dekat," ujar dia.

Dengan adanya kasus suspect ini, kata Yurianto, Kementerian Kesehatan membuka kemungkinan membuat sub cluster contact tracing, guna menelisik orang-orang yang sempat melakukan kontak dengan empat orang positif COVID-19 ini. "Ini akan kami telusuri, ada 10 orang yang sudah melapor dan membuat janji untuk ketemu walaupun mereka tidak ada keluhan," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan ini.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

18 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

15 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

16 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

19 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

20 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya