Alasan Pemerintah Perpanjang Masa Observasi Corona Jadi 28 Hari

Kamis, 5 Maret 2020 21:09 WIB

WNI ABK Diamond Princess berjalan setibanya di Pulau Sebaru Kecil untuk diobservasi di Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis 5 Maret 2020. Sebanyak 68 WNI ABK Diamond Princess akan menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil, sementara satu orang masih harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara pemerintah untuk penanggulangan virus Corona atau COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan virus Corona tak mudah dideteksi pada manusia saat pertama kali terjangkit. Hal tersebut yang menyebabkan virus ini dapat meluas ke berbagai negara di dunia.

"Sekarang terjadi pergeseran bahwa kasus infeksi ini gejalannya cenderung semakin lebih ringan, sehingga orang dengan virus yang positif tapi gejala yang muncul ringan, tidak telalu berat," kata Yurianto saat konferensi pers di Kantor Staf Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Maret 2020.

Bahkan, Yurianto mengatakan dalam beberapa kasus, penderita Corona awalnya tak menunjukkan gejala sakit sama sekali atau asymptomatic. Ia mengatakan hal ini dimaknai bahwa virus yang masuk ke dalam dirinya tidak sempat beranak pinak.

Menurut analisisnya, hal itu diduga karena disebabkan dua hal. Pertama, karena daya tahan tubuh yang tertular cukup kuat. Hal ini menyebabkan virus tak mudah berkembang biak.

"Yang kedua, (karena) virusnya memang sudah menjadi semakin melemah. Inilah yang kemudian bisa menjelaskan kenapa kok kemudian inkubasinya kok tidak lagi 14 hari," kata Yurianto.

Advertising
Advertising

Karena itu, Yurianto mengatakan masa observasi pun diperpanjang tak lagi 14 hari seperti masa karantina WNI yang dipulangkan dari Cina pada awal Februari lalu. Saat ini, pemerintah akan menerapkan masa observasi selama 2 x 14 hari atau 28 hari.

"Ini kita lakukan di anak buah kapal World Dream. Dia sudah 14 hari pertama di kapal World Dream (diobservasi), maka (saat selesai) kita jemput. Untuk 14 hari yang kedua kita lakukan di Sebaru," kata Yurianto.

Hal yang sama juga diterapkan bagi WNI kru kapal pesiar Diamond Princess, yang telah dipulangkan ke Indonesia. Yurianto mengatakan proses observasi itu telah menjadi standar di dunia internasional juga.

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

46 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

47 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

52 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

53 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

7 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

Malaysia mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, Covid-19 di Malaysia naik hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Klaim RI Masuk 5 Negara yang Sukses Tangani Corona dan Pulihkan Ekonomi

8 Oktober 2023

Jokowi Klaim RI Masuk 5 Negara yang Sukses Tangani Corona dan Pulihkan Ekonomi

Presiden Jokowi, mengatakan Indonesia dinilai sebagai satu di antara lima negara di dunia yang berhasil menangani virus corona dan pulihkan ekonomi

Baca Selengkapnya