Survei: Warga Cukup Percaya Pemerintah Dapat Menangani Corona

Reporter

Fikri Arigi

Kamis, 5 Maret 2020 17:11 WIB

Warga memakai masker saat melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Senin, 2 Maret 2020. Usai Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan dua orang WNI di Indonesia terdampak virus corona (Covid-19), warga dihimbau menggunakan masker di tempat keramaian maupun ketika menggunakan transportasi umum. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei lembaga Kedai Kopi menunjukkan responden cukup percaya terhadap pemerintah dalam menangani virus Corona. Pada rentang nilai 1 sampai 10, tingkat rata-rata kepercayaan responden di angka 6,4.

“Rata-rata di 6,4. Ya nggak jelek-jelek banget lah pemerintah. Kepercayaannya lumayan. Satu per tiga responden bilang rendah kepercayaannya kepada pemerintah, dua per tiga bilang tinggi kepercayaannya kepada pemerintah,” ujar Direktur Eksekutif Kedai Kopi Kunto Adi Wibowo dalam diskusi di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020.

Dalam hasil survei yang sama, responden menganggap virus Corona atau COVID-19 adalah ancaman besar untuk Indonesia. Dari 1-10 nilainya sebesar 7,5.

“Kalau kita gradasikan nilainya 7,5. Lumayan bagus kan. Rata-rata masyarakat Indonesia menganggap virus Corona ancaman serius,” kata Kunto.

Menanggapi hasil survei tersebut, Tenaga Ahli Kepala Staf Kepresidenan Erlinda mengatakan pemerintah sudah memiliki data, baik secara ilmiah atau dari data yang didapat di lapangan dari pihak rumah sakit dan laboratorium. Ia mengatakan pemerintah juga sudah teruji dengan mengevakuasi warga negara Indonesia dari Wuhan, Cina beberapa waktu lalu dan melakukan karantina.

Advertising
Advertising

“Di situ pemerintah telah hadir dan well done ya. Tapi memang iya dengan adanya perkembangan yang sangat luar biasa kami juga harus melakukan hal yang luar biasa juga,” kata Erlinda melalui sambungan telepon di acara diskusi tersebut.

Kedai Kopi dalam survei ini mengambil 483 responden dengan metode probability sampling. Metode survei sendiri digunakan dengan cara telesurvei menggunakan data panel di survei nasional 13-20 Maret 2019 di 34 Provinsi.

Adapun dari 483 responden respon rate yang didapatkan masuk dalam tingkat sedang 40,2 persen dari 1.196 panel dengan margin of error 4,46 persen.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

8 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

14 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

17 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

1 hari lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

2 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya