Profesor Harvard Ingin Peringatkan Indonesia Soal Virus Corona

Sabtu, 15 Februari 2020 07:22 WIB

Nadhira Afifah, mahasiswi Indonesia di Harvard TH Chan School, saat mewawancarai Profesor Marc Lipsitch. Peneliti dari Harvard ini sempat menjadi perbincangan karena pernyataannya terkait virus Corona di Indonesia. Instagram

TEMPO.CO, Jakarta - Profesor bidang Epidemiologi dari Universitas Harvard Marc Lipsitch mengatakan tak pernah bermaksud menyerang Pemerintah Indonesia terkait penelitiannya soal virus corona.

Mahasiswi Harvard T.H. Chan School of Public Health asal Indonesia, Nadhira Afifah, mengatakan Lipsitch sekadar memberi peringatan pada pemerintah Indonesia.

Menurut Nadhira, Lipsitch menyarankan pemerintah tidak lagi fokus pada memantau penyebaran virus corona dari luar (imported cases). Pemerintah diminta fokus juga pada transmisi virus ini secara lokal.

"Hal ini karena kemungkinan penyakit sudah menyebar di masyarakat Indonesia, sebagaimana yang terjadi di Singapura," kata Nadhira saat dihubungi Tempo, Jumat, 14 Februari 2020. Mahasiswi jurusan Global Health ini telah mewawancarai Lipsitch secara langsung. Ia mengunggah obrolan dengan Lipsitch itu ke kanal pribadinya di YouTube.

Dalam wawancaranya itu, Lipsitch mengatakan siap membantu pemerintah Indonesia. "Berhubung beliau epidemiologist, beliau mengatakan bisa membantu dari segi expertise studi saja. Tidak dijelaskan lebih lanjut," ucap Nadhira.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Lipsitch membuat riset prediksi yang membandingkan data pengunjung suatu negara dengan dengan jumlah kasus yang terdeteksi terinfeksi virus corona. Salah satu temuannya menyebut Indonesia seharusnya memiliki lima kasus infeksi virus corona.

Hasil prediksinya membuat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tersinggung. Ia yakin hingga kini tidak ada kasus positif virus corona di Indonesia.

"Itu namanya menghina itu. Wong peralatan kita kemarin di-fix-kan dengan duta besar AS. Kita menggunakan alat dari AS. Kit-nya dari AS," katanya di Gedung Grand Kebon Sirih, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2020.

Saat diwawancarai Nadhira, Marc Lipsitch mengatakan penelitiannya tidak fokus ke satu negara saja. Risetnya pun bukan untuk menilai kualitas dari sebuah negara atau kemampuan pengamatannya. "Namun sebagai contoh dalam situasi ini seharusnya sudah ada kasus yang terdeteksi. Jadi penelitian ini sejak awal tidak ditujukan untuk Indonesia," ujar dia.

Berita terkait

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

36 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

52 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

53 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

58 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Universitas Harvard Dikomplain Diduga Diskriminasi Mahasiswa Muslim

8 Februari 2024

Universitas Harvard Dikomplain Diduga Diskriminasi Mahasiswa Muslim

Kementerian Pendidikan Amerika Serikat mengusut komplain bahwa Universitas Harvard terlibat dalam diskriminasi mahasiswa muslim pendukung Palestina.

Baca Selengkapnya

Ada Terawan Agus Putranto di Kubu Prabowo, Selain Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Bahlil, sampai Zulhas

7 Februari 2024

Ada Terawan Agus Putranto di Kubu Prabowo, Selain Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Bahlil, sampai Zulhas

Terawan Agus Putranto ikut menghadiri debat capres di kubu Prabowo, selain Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Bahlil Lahadalia, sampai Zulhas

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Terawan yang Hadir di Kubu Prabowo-Gibran saat Debat Capres

5 Februari 2024

Rekam Jejak Terawan yang Hadir di Kubu Prabowo-Gibran saat Debat Capres

Eks Menkes Terawan Agus Putranto hadir di debat capres terakhir mengenakan jaket khas pendukung pasangan Prabowo-Gibran. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Nusron Wahid Ungkap Alasan Kehadiran Terawan di Kubu Prabowo-Gibran Saat Debat Capres

5 Februari 2024

Nusron Wahid Ungkap Alasan Kehadiran Terawan di Kubu Prabowo-Gibran Saat Debat Capres

Eks Menkes Terawan Agus Putranto hadir di debat capres terakhir pada Ahad malam lalu. Ia mengenakan jaket khas pendukung pasangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Kepala RSPAD 2015-2019 dan Mantan Menkes Terawan Hadir di Debat Capres Pakai Jaket Prabowo-Gibran

4 Februari 2024

Kepala RSPAD 2015-2019 dan Mantan Menkes Terawan Hadir di Debat Capres Pakai Jaket Prabowo-Gibran

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tampak menghadiri lokasi debat pilpres kelima di Jakarta Convention Center atau JCC, Senayan, Ahad, 4 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Universitas Harvard, Almamater Tom Lembong yang Diragukan Intelektualnya oleh Luhut dan Bahlil

27 Januari 2024

Profil Universitas Harvard, Almamater Tom Lembong yang Diragukan Intelektualnya oleh Luhut dan Bahlil

Luhut hingga Bahlil ragukan intelektualitas Tom Lembong yang lulusan Universitas Harvard. Berikut profil kampusnya.

Baca Selengkapnya