Bayi Asal Cina Dirawat di Ruang Isolasi RSUP Sardjito

Rabu, 29 Januari 2020 22:14 WIB

RS Sardjito, Yogyakarta (sardjitohospital.co.id)

TEMPO.CO, Sleman - Bayi usia 3 tahun asal Shanghai, Cina, dirujuk untuk dirawat di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito sejak 28 Januari 2020 karena dikhawatirkan tertular virus 2019-nCOV atau Neo Corona Virus atau virus Corona baru. Sebelumnya, balita itu sempat dirawat di Jogja International Hospital (JIH) pada 28 Januari 2020 pagi dengan keluhan batuk, pilek, dan sesak napas.

Lantaran dikhawatirkan tertular Virus Corona, pasien kemudian dirujuk ke Sardjito, salah satu rumah sakit yang ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk menangani pasien-pasien 2019-nCOV.

Saat tiba di Sardjito, menurut Kepala Bagian Hukum dan Humas Sardjito Banu Hermawan, kondisi klinis pasien meliputi demam hingga 38 derajat Celsius, batuk, pilek, serta tidak mau makan dan minum.

“Tapi tidak sesak napas dan tanpa tanda-tanda radang paru atau pneumonia,” kata dokter spesialis paru anak, Amalia Setyati dalam konferensi pers di Ruang Webinar Gedung Diklat Sardjito, Sleman, Rabu, 29 Januari 2020 sore.

Menurut Amalia, kondisi klinis tersebut belum menunjukkan tanda-tanda terpapar virus Corona. Namun pasien tetap opname. “Kami rawat karena tak mau makan dan minum. Jadi perlu cairan tambahan,” kata Amalia.

Bahkan opname dilakukan dengan menempatkan balita itu di ruang isolasi. “Tapi kategori penanganan masih biasa. Belum standar penanganan virus Corona,” kata Banu.

Amalia melanjutkan, kondisi pasien membaik. Demam telah turun menjadi 36,5 derajat Celsius, batuk berkurang, juga sudah mau makan dan minum. Bahkan pasien mau makan makanan yang disajikan rumah sakit.

"Infus sudah dilepas. Tidak ada tanda-tanda pneumonia dan tak terjadi perburukan. Besok pagi sudah bisa pulang,” kata Amalia.

Tanda-tanda memburuk yang dimaksud, seperti mengalami sesak napas, pneumonia atau radang paru sehingga prosesnya pada pasien adalah ke arah perbaikan.

Meski demikian, tim dokter mengirimkan sampel pemeriksaan ke Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan di Jakarta. Pengiriman sampel dilakukan 28 Januari 2020 sore dan telah tiba di Jakarta pada 29 November 2020 pagi. Paling tidak butuh waktu 2 x 24 jam untuk mengetahui hasilnya.

“Uji lab untuk konfirmasi khusus 2019-nCOV-nya. Jadi spesifik,” kata Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Sardjito, Andaru.

Sementara jika pasien sudah diperbolehkan pulang tetapi hasil lab belum diketahui, maka pasien tetap dalam prosedur status pemantauan. “Harus ada edukasi dalam status pemantauan itu,” kata Andaru.

Bentuk edukasinya antara lain tidak diperbolehkan beraktivitas dan jalan-jalan, mengenakan masker, menjaga kesehatan lingkungan sekitar, menutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin, juga mencuci tangan dengan cara benar dan bersih.

“Kalau hasil lab negative, ya final. Tak perlu kewaspadaan ketat dijalankan,” kata Andaru.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

7 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

17 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya